Seperti biasanya, sore itu terlihat rutinitas keramaian di pelabuhan
Muaro, Kota Padang. Pelabuhan itu adalah sarana perhubungan orang dan
barang dari Padang ke Mentawai dan sebaliknya.Senja itu orang orang akan
berangkat ke pulau Mentawai yang berjarak 80 mil tenggara pantai barat
Sumatera Barat. Sebelum semua penumpang naik ke kapal terlihat
orang-orang bersileweran,ada yang dengan mimik sedih,gembira saling
bercampur baur.Diantara keramaian orang itu terlihat satu keluarga
mengantar sanak familinya. Dengan memarkir mobil jenis kijang dan
memakai plat merah menandakan orang yang mengantar itu bukanlah orang
sembarangan. Terlihat juga seorang ibu yang tak henti-hentinya memeluk
anak gadisnya. Rupanya ibu itu merasa berat
hati melepas anaknya itu.Lalu terdengar aba aba bahwa calon penumpang di
persilahkan untuk menaiki kapal karena akan segera berangkat.Gadis itu
berusaha melepaskan pelukan ibunya dan menuju kapal dengan ditemani
ayahnya yang seorang pejabat didaerah tersebut.Tidak lupa si gadis
meraih tangan seorang pria yang cukup tampan berdiri disampingnya saat
itu.Rupanya pria tersebut adalah kekasih si gadis dan hubungan mereka
telah direstui oleh orang tuanya. Saat itu si gadis dengan ditemani
ayahnya menaiki kapal dan sesekali melambaikan tangannya kearah
pengantarnya. Terlihat juga si ibu dan si pria itu melambaikan
tangannya. Tak lama kemudian kapal mulai bergerak perlahan meninggalkan
pelabuhan Muaro Padang menuju ke Pulau Mentawai.
Perjalanan itu akan memakan waktu kurang lebih 12 jam pelayaran ke
Mentawai malam itu dan jika cuaca memungkinkan maka akan merapat di
pelabuhan Tua pejat pagi esoknya.Selama perjalanan si ayah tak
henti-hentinya berbincang dengan gadisnya itu yang bernama Reisa.
Usianya saat itu sudah menginjak 24 tahun. Reisa adalah seorang dokter
yang akan di tugaskan PTT di pulau tersebut atau tepatnya di Pulau
Sipora. Ayahnya sengaja ikut mendampingi putrinya ke pulau dengan
harapan agar bisa melihat bagaimana nanti lokasi tempat kerja anak
kesayangannya itu.Apalagi dari kabar yang ia tahu selama ini,daerah itu
masih terisolir dan terpencil. Deru ombak Samudera Hindia sangat kuat
menguncang kapal yang mereka tumpangi.Sebagai tenaga medis,Reisa tidak
terpengaruh oleh mabuk kapal saat itu,padahal di sekitar mereka banyak
penumpang lain yang terserang mabuk kapal.Dia hanya tertidur disamping
ayahnya,begitu juga dengan ayahnya juga terlihat amat ngantuk,untunglah
mereka mendapat tempat di kelas yang cukup sederhana,karena hanya memang
itu yang ada kalau ke Mentawai.Dengan beralaskan hanya sebuah bed cover
yang dibawanya dari Padang,Reisa merebahkan tubuhnya di kamar kapal
itu,sementara ayahnya bersilonjor di atas dipan yang ada di kamar
itu.Goyangan kapal membuat mereka merasa tak nyaman,maklum terjangan
gelombang ombak yang amat keras saat itu.
Syukurlah mereka dapat memicingkan matanya beberapa saat selama
perjalanan yang melelahkan tersebut.Hingga kapal itu akhirnya merapat di
pelabuhan Tua Pejat pulau Sipora .Pantainya amat indah dan tidak jauh
dari situ jika ingin menikmati pemandangan dan selancar laut bisa dengan
menaiki kapal yang jika ditempuh memakan waktu kurang lebih dua jam.
Setelah menurunkan barang bawaannya, Reisa dan ayahnya telah disambut
oleh perangkat desa tempatnya akan menetap. Orang itu adalah petugas
kesehatan yang bertugas di puskesmas desa tersebut bernama Pak Nurfea,
dia ditugaskan untuk menjemput Reisa dan ayahnya. Dengan sedikit basa
basi, Pak Nurfea mengemasi barang bawaan Reisa ke sepeda motornya,
sedangkan Reisa dan ayahnya telah disediakan dua buah ojek yang akan
membawa mereka ke desa yang akan di tuju.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dan jalan yang
tidak begitu mulus, sampailah mereka di desa tempat Reisa bertugas. Di
sana Reisa dan ayahnya di bawa ke rumah yang telah disediakan. Tampak
rumah itu amat bersih dan tertata dengan rapi. Rumah semi permanen itu
terletak tak jauh dengan puskesmas yang akan ditempati Reisa. Dengan
sopan Pak Nurfea menyilahkan Reisa dan ayahnya memasuki rumah itu. Pak
Nurfea membukakan pintu rumah itu yang masih terkunci. Reisa dan ayahnya
memasuki rumah dinas tersebut. Di dalamnya itu telah tersedia semua
perlengkapan yang dibutuhkan termasuk isi kamar dan juga perabotannya.
Tak lama kemudian datanglah istri Pak Nurfea yang membawa air minum dan
makanan kecil. Pak Nurfea mengenalkan istrinya kepada Reisa dan
ayahnya.Mereka terlibat perbincangan yang mengasikkan dan ternyata istri
Pak Nurfea juga menguasai seluk beluk masalah kesehatan dan dialah yang
akan membantu tugas-tugas Reisa selama disana. Tampak Ayah Reisa
sedikit lega melihat keramah tamahan yang di perlihatkan suami istri
tersebut. Segala kekuatirannya selama ini,mulai berkurang sebab pulau
itu sudah mulai maju dengan adanya sarana telekomunikasi selular. Jadi
ia tak akan kuatir lagi meninggalkan anak gadisnya di pulau itu untuk
selama beberapa bulan.
Malam harinya, ayah Reisa langsung mengabarkan bahwa mereka telah
sampai dengan selamat di tujuan kepada keluarganya di Padang. Begitu
juga Reisa telah menghubungi kekasihnya dan mengabarkan bahwa ia telah
sampai dengan selamat. Esok harinya mulailah Reisa masuk ke puskesmas
dengan di dampingi oleh perangkat desa termasuk kepala desa dan ibu
Nurfea. Selama pengenalan kepada petugas puskesmas, Reisa amat senang
dengan sambutan yang begitu familiar selama ini.Apalagi dari kata kepala
desa tadi,bahwa hampir 2 tahun ini tidak ada lagi dokter yang masuk di
puskesmas itu.Dan kedatangan Reisa dianggap telah membawa angin
pencerahan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakatnya.Setelah
melakukan ramah tamah maka mulailah Reisa melakukan tugas-tugasnya
dengan sebaik mungkin.Ia banyak bertanya pada Bu Nurfea tentang kendala
dan masalah kesehatan di desa itu selama ini.Reisa juga banyak bertanya
mengenai bahasa yang kurang begitu ia pahami, dan sedikit demi sedikit
iapun mulai paham dengan arti bahasa masyarakat situ.Melihat Reisa sudah
dapat beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya di tempat itu,sesuai
jadwal maka ayahnya kembali ke Padang.Sore itu tampak Reisa mengantar
ayahnya ke pelabuhan didampingi Pak Dan Bu Nurfea. Ayah Reisa menitipkan
putrinya kepada Pak dan Bu Nurfea.Ayahnya pun selalu memberi nasihat
tentang hidup dilingkungan baru itu kepada Reisa,Ia berpesan agar Reisa
bisa membawakan diri dan menjaga harkat sebagai wanita, juga sebagai
dokter.Pesan ayahnya itu di terima Reisa sambil menganggukkan
kepalanya.Dengan sedikit mimik sedih ia lepas ayahnya menuju Padang.
Setelah tidak lagi tampak kapal yang membawa ayahnya, Reisa kembali
ke desa dengan menumpang ojek karena pak dan bu Nurfea naik sepeda motor
berboncengan. Kini selama di pulau itu Reisa larut dalam
aktifitasnya,namun komunikasi dengan keluarga dan kekasihnya tetap
terjalin dengan baik.Malah kekasihnya akan datang suatu saat ke pulau
ini,Reisa gembira saja. Setiap hari libur misalnya hari Minggu Reisa
selalu diajak pak dan bu Nurfea keliling pulau melihat keindahan pantai
yang cukup terkenal itu.Reisa pun amat menyukai pemandangan di pulau
yang cantik tersebut.Biasanya mereka jalan pagi,sebelum pak dan bu
Nurfea melakukan ibadah kebaktian di gereja.Sedangkan Reisa yang seorang
muslim hanya diam dirumah. Banyak pekerjaan yang ia lakukan kadang
mencuci pakaiannya yang kotor atau membersihkan rumah. Memang sebagian
besar penduduk disitu memeluk agama Kristen.Reisa cukup melakukan ibadah
di rumahnya saja. Selama melaksanakan tugas medis dan penyuluhan
kesehatan terkadang Reisa tak hanya berada di puskesmas saja.Ada jadwal
yang akan ia lakukan untuk masuk kedesa desa di pelosok. Tak jarang ia
melakukan perjalanan ke pedalaman dengan menggunakan perahu motor dengan
di temani Bu Nurfea. Awalnya ia cukup kaget dan kuatir melihat hutan
bakau dan suasana hutan yang tak biasa ia alami. Namun karena adanya
semangat dan bantuan dari bu Nurfea, ia pun bisa menerimanya sebab
masyarakat yang berada di pedalaman juga butuh bantuan kesehatan yang
memadai.
Suatu hari Reisa dan Bu Nurfea masuk ke pedalaman, namun mereka
dikejutkan oleh panggilan dari orang desa bahwa,mereka amat membutuhkan
bantuan sebab baru saja seorang rohaniawan tertimpa sebuah pohon di
sana. Dengan segera mereka menuju tempat yang di tunjukkan masyarakat
pedalaman tersebut. Sesampai disana terlihat seorang pria yang terbaring
dalam rumah kayu dengan luka yang cukup serius. Pria itu baru saja
tertimpa pohon yang tumbang karena angin beberapa saat sebelumnya.
Setelah mengeluarkan peralatan secukupnya mulailah Reisa dengan dibantu
bu Nur melakukan pengobatan seperlunya. Melihat kedaan pria itu yang
cukup parah,maka diputuskan bahwa pria itu harus dibawa ke puskesmas.
Secara beramai ramai penduduk kampung itu memapah laki laki itu ke
perahu yang biasa digunakan Reisa untuk meninjau pedalaman.Setelah
memberikan pengobatan darurat penghambat keluar darah pada pria itu,
perahu mereka bergerak meninggalkan desa itu. Selama perjalanan tampak
sekali kesibukan Reisa dan bu Nur yang berusaha menghentikan pendarahan
di kepala pria itu. Untuk pertolongan pertama usaha mereka cukup
berhasil dan tak lama kemudian perahu telah memasuki desa tempat Reisa
bertugas. Dibantu oleh pengemudi perahu dan orang yang berada disekitar
situ,mereka mengangkat tubuh pria yang luka tersebut menuju puskesmas.
Sesampai di puskesmas,pria itu dibaringkan di tempat pertolongan
pertama. Dengan ditangani Reisa dan bu Nur akhirnya mereka melakukan
sedikit pembedahan kecil. Tak lama kemudian pertolongan pada pria itu
pun berhasil dan lega lah hati mereka karena itu pertama kalinya Reisa
melakukan pertolongan darurat tampak pria itu tertidur karena pengaruh
obat penenang. Lalu Reisa minta pada Bu Nur itu menjaga pria itu sebab
ia mau pulang untuk membersihkan tubuhnya yang terasa mulai kotor karena
perjalanan siang tadi.Bu Nur lalu menjaga perawatan pria itu. Tak lama
kemudian pria itu siuman dan Bu Nur menanyakan identitas pria
tersebut.Dengan gambalang pria itu menyebutkan namanya.Ia bernama Jonas,
berasal dari Ende NTT dan sampai di pulau Sipora itu karena dalam
rangka praktek kerohanian dari Seminari di Semarang jawa Tengah.Usianya
sekitar 26 tahun.Iapun menceritakan sebab kecelakaan yang menimpa
dirinya pada Bu Nurfea, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih yang
dalam atas bantuan tenaga medis di puskesmas itu. Bu Nurfea juga bilang
bahwa yang menolong Jonas bukan saja dirinya juga ada dokter yang saat
itu sedang pulang. Bu Nur juga menceritakan nama dokter yang telah
membantu Jonas.
Dalam keasikan bincang bincang Bu Nur dan Jonas saat itu, munculah
Reisa yang telah kembali dari rumahnya. Dengan sapaan lembut ia pun
menanyakan keadaan pasien tersebut. Dari keterangan Bu Nur,Reisa bisa
mengetahui kondisi pasiennya. Tak lupa Bu Nur mengenalkan pria itu pada
Reisa. Ia menjabat tangan pria itu dan menyebutkan namanya. Lalu Bu Nur
minta izin pulang karena ia akan bersih bersih diri dulu. Reisa
mengizinkan Bu Nur pulang sebab malamnya Bu Nur akan bertugas menjaga
pasien tersebut. Setelah Bu Nur pulang, Reisa sempat menanyakan tentang
sebab Jonas mengalami kecelakaan. Jonas menerangkan awal kejadian yang
menimpanya.Reisa akhirnya tahu bahwa Jonas adalah seorang calon
rohaniawan yang di tugaskan kepedalaman untuk memberikan pelayanan
rohani di pulau itu. Rupanya Jonas bukanlah orang yang kaku dalam
berbicara, ia tampak mengusai berbagai hal. Perbincangan Reisa dan Jonas
terlihat sangat akrab, jauh dari kesan seorang dokter yang kaku dan
seorang rohaniawan yang juga kaku. Mereka seperti orang yang telah kenal
lama sangat familiar. Berbagai macam masalah menjadi topik perbincangan
mereka saat itu, mulai dari ketelisoliran medan yang mereka jalani juga
tentang prasarasa infrastruktur yang sulit. Reisa juga mengeluhkan
tentang alat transport dan juga sarana komunikasi yang sering terganggu
di pulau itu. Jonas juga menyampaikan hal yang sama. Tak lama kemudian
Reisa minta diri karena Bu Nur sudah balik ke puskesmas dan ia ingin
pulang ke rumahnya untuk istirahat. Sambil mengecek kondisi Jonas dan
keadaannya, Reisa memberi arahan pada Bu Nur tentang tindakan yang akan
dilakukan pada Jonas.Lalu Reisa pun pulang kerumahnya,sambil minta izin
pada Jonas dan Bu Nur yang di antar Bu Nur sampai pintu. Malam itu Jonas
menjalani perawatan di Puskesmas itu, syukurlah peralatan di puskesmas
itu lengkap sehingga ia dapat tertolong dengan cepat. Selama beberapa
hari, Jonas menginap di puskesmas itu sampai ia di nyatakan boleh
pulang. Ia dijemput oleh temannya yang sama ditugaskan di pulau itu.
Jonas tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan para tenaga medis
di puskesmas itu, terutama dr Reisa dan Bu Nur. Tidak lupa Jonas minta
nomer telpon selular Reisa agar mereka bisa saling membantu jika Reisa
sedang ke pedalaman atau bantuan konsultasi kesehatan. Dengan senang
hati Reisa pun memberikan nomer telponnya.Bagi Reisa yang seorang dokter
tidak akan membedakan status manusia karena telah diucapkannya dalam
sumpahnya.
Hari-hari berikutnya Reisa tenggelam dalam rutinitas melakukan
penyuluhan dan pengobatan hingga ke pedalaman pulau itu. Dengan di bantu
Bu Nur aktifitas Reisa semakin lancar. Di suatu kesempatan di pedalaman
Reisa kembali bertemu Jonas dan mereka pun saling berbincang.Riesa dan
Bu Nur di ajak Jonas untuk singgah di pondok yang merupakan tempat
tinggal yang juga sebagai tempat tinggal Jonas. Pondok itu dibuat oleh
para rohaniawan yang telah kembali ke kota. Pondok itu terbuat dari kayu
hutan yang disusun rapi, atapnya terbuat dari rumbia yang cukup bagus
menahan air dan hawa panas. Apalagi dilantainya juga terbuat dari papan
yang cukup tertata rapi dan bersih. Jadi kesan didalam pondok itu amat
sejuk dan nyaman. Meskipun berada di pedalaman, namun segala peralatan
keperluan Jonas terlihat lengkap.Ada kompor,meja kerja, juga tempat
tidur dari kayu yang diselubungi dengan kelambu pelindung dari nyamuk
yang tertata dalam kamarnya. Ruang ventilasinyapun cukup sehingga udara
yang masuk dan keluar cukup sempurna. Namun karena memang berada di
pedalaman yang belum tersentuh aliran listrik sehingga masih menggunakan
lampu petromaks. Ia hanya menggunakan peralatan elektronik berupa
sebuah accu yang cukup mampu menghidupkan televisi kecil dan mencharger
battrai hp nya. Reisa dan Bu Nur pun singgah dan mencicipi sedikit
penganan yang di berikan Jonas.
Tak lama memang mereka pun minta diri,sebab saat itu sudah agak
sore,dan menghindari sampai di tempat mereka malam hari. Dengan ramah
Jonas pun mengantar mereka ke perahu yang sudah siap berangkat. Jonas
melepas Reisa berangkat dengan perahu itu dengan lambaian tangan, tidak
lupa ia memberi nasehat pada pengemudinya agar berhati hati dalam
mengemudi. Pak Nelayan itu mengiyakan nasehat Jonas itu. Perlahan
kemudian perahu bergerak menjauh dari daerah itu. Tak lama memang dan
tak sampai malam Reisa dan Bu Nur sampai lalu mereka berpisah untuk
pulang kerumah masing masing karena baik Reisa maupun Bu Nur sudah
merasa capai setelah melakukan perawatan dan pengobatan di pedalaman
tadi siangnya. Malam itu mereka ingin beristirahat sebaik-baiknya.
Malam itu setelah mandi dan makan malam, Reisa beranjak untuk tidur
karena ia terlalu capai siang itu. Tiba tiba handphone nya berbunyi,
rupanya Jonas yang ingin mengetahui keadaan Reisa. Dengan sedikit basa
basi Reisa di tanya keadaan Reisa yang sudah sampai apa belum, tanpa
terasa obrolan lewat telpon itu meninggalkan kesan pada Jonas, Reisa pun
demikian sebab Jonas amat terkesan pada Reisa yang seorang wanita
cantik, juga tangguh,dan berani mau di tugaskan di pulau yang masih
terisolir itu demi tugas mulia memberikan perwatan kesehatan pada
masyarakat. Bagi Reisa juga begitu,ia terkesan pada Jonas yang berasal
dari wilayah timur Indonesia itu,masih mau di tempatkan di pulau yang
jauh dari daerah asalnya. Obrolan mereka pun di sambung dengan smsan,
tanpa sadar Jonas sempat menanyakan tentang hal pribadi Reisa, ya
masalah pacar atau orangtuanya.Reisa pun dengan gamblang menceritakan
tentang pacarnya yang sudah bekerja dan akan segera menyuntingnya itu.
Juga orangtuanya yang amat merestui hubungan mereka saat ini. Dengan
penuh perhatian Jonas membaca pesan singkat dari Reisa dengan sedikit
rasa cemburu, namun ia pendam dalam hatinya. Jonas pun berharap agar
Reisa bisa mendapatkan yang ia rencanakan itu secepatnya tanpa rasa
menggurui sedikitpun.Reisa pun merasa Jonas enak dijadiakan teman untuk
saling berbagi selama di pulau itu sebab mungkin mereka serasa sama sama
pendatang di pulau itu.
Tanpa terasa Reisa telah menghabiskan bulan pertamanya di pulau itu,
iapun mendapatkan waktu pulang ke Padang. Ia amat rindu dengan
keluarganya dan tentu saja pacarnya Dino. Reisa berangkat Jumat sore itu
dengan menumpang kapal yang hanya melayari ke pulau itu hanya dua kali
seminggu. Sabtu pagi, setelah melakukan perjalanan yang melelahkan Reisa
pun sampai di pelabuhan Muaro Padang. Di sana ia telah dijemput
pacarnya Dino. Sambil memeluk Reisa, Dino pun meraih barang bawaan Reisa
yang kemudian dimasukan ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian mereka
berdua telah sampai dirumah Reisa dan disambut ayah ibunya.di rumah
besar dan mewah itu, mereka akhirnya mengadakan makan bersama sebab
terlihat Reisa amat lapar. Keluarga itu banyak bertanya tentang
pengalaman Reisa selama sebulan itu di pulau. Dengan penuh semangat
Reisa pun menceritakan tentang tugas-tugasnya dan keramah tamahan
penduduk di sana. Reisa juga bilang pada ibunya agar mau ikut bersama
dengannya ke sana meski hanya seminggu. Ibunya pun menyanggupi tapi
bukan untuk saat itu karena ada tugas yang harus dilakukan ibunya yang
juga seorang pegawai Pemda itu. Selama di Padang Reisa sibuk mencari
alat yang amat di perlukannya yang tidak tersedia di puskesmas pulau
itu. Dengan dibantu sang kekasih,mereka sibuk kesana kemari mencarinya.
Alat alat itu dapat mereka temukan dan mereka beli. Selama di Padang
Reisa terlihat juga memanfaatkan saat berduaan dengan kekasihnya untuk
saling melepas rindu ya dengan peluk pelukan dan terkadang
berciuman.Mereka masih menjaga hal hal yang terlarang mereka lakukan.
Hingga tibalah harinya Reisa harus kembali ke pulau untuk bertugas.
Dengan izin dari orang tua Reisa, Dino ikut serta mengantar kekasihnya
ke pulau itu. Orang tua Reisa amat percaya pada Dino karena tak lama
lagi Dino juga akan menjadi suami anaknya itu apalagi pembicaraan antara
orang tua mereka sudah terjadi dan hanya tinggal menentukan hari dan
saat yang tepat setelah Reisa selesai PTT.
Selama perjalanan pasangan sejoli ini tak lepas lepasnya memandang
keindahan pantai Padang yang segera mereka tinggalkan.Kekasih Reisa
cukup salut akan tekad Reisa yang sangat bulat bertugas di pulau itu.
Dino pun merasa memang berat perjalanan selama naik kapal motor
itu,apalagi goyangan ombak pada kapal cukup mengkhawatirkan. Paginya
mereka sampai di pulau dan dengan naik ojek merekapun sampai di rumah
Reisa. Pagi itu Reisa langsung masuk kerja karena pasien yang menunggu
sudah antri. Tak lama memang ia membersihkan tubuhnya ia beranjak ke
puskesmas yang hanya beberapa meter dari rumahnya. Sedang Dino ia tingal
di rumah dan diminta untuk beristirahat dari rasa penat selama
perjalanan semalam. Selama Reisa bekerja, tak lupa Dino juga menyiapkan
makan siang. Ia ingin memberikan surprise pada kekasihnya itu.setelah
membereskan rumah dan masak seadanya, Dinopun beristirahat diatas sofa
yang berada di ruang tengah rumah itu. Makan siang telah ia siapakan di
meja makan dan tertutup tudung.
Siang itu setelah semua pasien selesai ia tangani,Reisa pulang
kerumahnya dan menemukan Dino yang terlelap di sofa. Reisa tak sampai
hati membangunkan Dino sebab ia tahu Dino amat lelah dan ia sempat
melihat di meja makan, ada makanan yang telah dimasak oleh kekasihnya
itu.Reisa pun masuk kekamarnya dan melepas pakaian dokternya.Ia lalu
keluar kamar dan mencoba bersandar di sofa dekat kekasihnya yang
tertidur itu. Tak lama memang ia pun terlelap, mungkin karena ia amat
lelah juga dan belum sempat istirahat. Beberapa saat kemudian ia
merasakan ada yang menepuk nepuk bahunya.Reisa terbangun dan melihat
Dino kekasihnya membangunkannya. Dengan masih menahan kantuk Reisa pun
membuka matanya.Dinopun mengajak Reisa untuk makan sebab ia sudah masak.
Dengan langkah yang sedikit bermalas malasan Reisa pun bangun dari
duduknya. Ia mengikuti jalan Dino kearah meja makan. Kemudian dengan
lahapnya mereka berdua makan. Reisa memuji masakan Dino yang terasa
lezat dan mampu membuatnya kenyang itu.
“Enak..juga masakan kamu Din” puji Reisa pada kekasihnya
“Yaaa,,,dong,,sapa dulu Dinoo…” jawab kekasihnya yang membanggakan diri itu.
Setelah makan siang dan beres beres barang bawaannya,Reisa mengajak
kekasihnya itu untuk keluar rumah dan melihat keindahan pantai Pulau
Sipora itu. Dino amat terkesima melihat keindahan pantai itu. Wow..gak
kalah dengan pantai Bali,,guman Dino.Hanya saja belum dipromosikan
gumannya lagi.Saat itu ia hanya sempat melihat beberapa org yang sedang
naik perahu dan ada yang berselancar.
Setelah dari pantai Reisa mengajak Dino ke rumah pak Nurfea dan Bu
Nurfea. Dengan berjalan kaki mereka menuju rumah suami-istri itu. Selama
perjalanan tampak warga yang kenal dengan Reisa menyapanya dan terlihat
heran melihat Reisa berjalan dengan kekasihnya itu, ada juga yang
berbisik bisik entah apa yang dibisiki warga itu. Namun Reisa hanya
senyum saja menanggapi keheranan warga pulau itu. Tak lama kemudian
mereka sampai dirumah Pak dan Bu Nurfea. Kebetulan saat itu terlihat Pak
Nurfea sedang duduk santai didepan rumahnya. Dengan basa basi seadanya
Reisa di persilahkan masuk oleh Pak Nurfea sambil memanggil istrinya.
Tak lama memang Bu Nur yang saat itu sedang memasak pun keluar dari
ruang dapurnya. Reisa dan Dino dipersilahkan duduk. Reisa pun
mengenalkan Dino kepada Pak Nur yang juga merupakan sesepuh warga
disitu. Pak dan Bu Nur pun dengan gamblang menceritakan ttg banyak hal
yang amat terbantu dengan kedatangan Dokter Reisa di pulau itu. Selama
beramah tamah itu tak lupa mereka disuguhi minum dan buah-buahan hasil
ladang mereka. Merasa telah cukup waktu untuk mengenalkan kekasihnya
pada Pak Nurfea saat itu, Reisa pun minta diri. Sempat juga Bu Nur
menawari Dino untuk tidur di rumahnya sebab di rumah Reisa hanya ada
satu kamar. Namun dengan basa basi, Dino pun bilang ia akan tidur di
ruang tamu saja. Sambil sedikit bercanda Pak Nurfea bertanya kapan
mereka akan meresmikan hubungan mereka tersebut. Dengan sedikit tertawa
Reisa hanya bilang, yah setelah selesai PTT jawabnya singkat. Juga
terucap dari mulut Bu Nur,mereka amat serasi.yang satu cantik dan yang
prianya ganteng, Reisa diminta hati-hati agar kekasihnya itu di jaga
agar jangan sampai direbut orang,guman Bu Nur sambil bercanda.Reisa pun
berlalu sambil tersenyum dan berucap terima kasih atas suguhan buah
buahan tadi.
Merekapun berjalan kaki pulang ke rumah Reisa sambil bergandengan
tangan dengan mesra. Mereka tidak menyadari tak jauh dari mereka ada
sepasang mata terlihat sedih. Sepasang mata itu milik Jonas yang saat
itu akan berkunjung ke tempat Reisa,karena dia sedang tak ada kegiatan.
Namun perasaan cemburunya itu ia kubur dalam dihatinya. Ia pun berusaha
menemui kedua pasangan sejoli itu. Dengan sapaan lembut dipanggilnya
gadis itu. Reisa pun menoleh kearah suara yang memanggil namanya itu. Ia
terlihat senang sebab ia kembali bertemu Jonas. Sambil mengenalkan Dino
yang kekasihnya itu pada Jonas.secara singkat Reisa menerangkan pada
Dino bahwa Jonas adalah bekas pasiennya di pulau itu. Dengan sikap yang
sportif Jonas berusaha menjabat tangan Dino. Namun tampaknya Dino
sedikit kurang senang dengan kehadiran Jonas saat itu. Dengan sikap
dingin Dino menerima uluran tangan Jonas. Sedikit basa basi Reisa
menanyakan maksud Jonas ke daerah itu. Dengan berbohong Jonas pun
berkata ia ada suatu keperluan pelayanan. Ia merasa tak enak hati jika
menerangkan maksud sebenarnya saat itu yang hanya ingin bertemu Reisa.
Jonas dengan cerdik menyembunyikan isi hatinya tanpa terlihat oleh orang
lain.
Sambil menawari Jonas singgah ke rumahnya Reisa pun minta diri. Jonas
pun menolaknya dengan alasan dia sedang tergesa gesa. Namun ia
menyadari bahwa saat itu dirinya tidak disukai Dino, kekasih
Reisa..Sambil berlalu Jonas pun berjalan dengan gontai, namun mental dan
sikapnya yang telah ditempa selama dalam pendidikan di seminari
membuatnya semakin kuat, apalagi nantinya ia akan menghadapi berbagai
macam manusia dan tabiat yang berbeda. Reisa dan Dino kembali
melanjutkan perjalanan mereka kerumahnya. Di rumah mereka berdua hanya
menghabiskan waktu dengan mengatur letak perabotan dan membersihkan
ruangan yang mereka rasa kurang bersih. Setelah merasa capai mengatur
rumah dinasnya,malamnya Reisa dan Dino pun makan bersama. Malam itu Dino
pun beristirahat saja sebab siangnya sudah berjalan kesana kemari
bersama Reisa.Memang saat itu Dino tidur di sofa ruang tengah dan Reisa
masih dikamar. Mereka amat menyadari sendiri jika malam itu tidur satu
kamar.segalanya bisa saja terjadi,namun dengan sikap kedewasaan dan
keimanan,semua itu dapat mereka lalui.
Besok Pagi pagi sekali, Dino sudah bangun dari tidur dan berjalan
sendiri ke pantai .Ia amat menyukai suasana pantai yang cukup indah dan
masih tertata rapi itu. Tak lama memang Dinopun pulang kerumah dan
disambut Reisa dengan tersedianya makan pagi berdua. Pagi itu mereka
asik sekali makannya sebab Dino merasa amat lapar sehabis berjalan ke
pantai. Sehabis makan dan sesekali bercengkrama, Reisa pun ke puskesmas
untuk melaksanakan tugasnya. Dino hanya tinggal sendiri di rumah itu
sambil membaca buku. Tak sadar diapun tertidur hingga siangnya. Ia baru
terbangun saat Reisa sudah pulang dari Puskesmas. Dengan sangat mesra ia
bangunkan kekasihnya dan ajak ke pantai untuk sekedar jalan jalan. Dino
esok harinya sudah harus kembali ke Padang karena hanya esok hari kapal
jadwal kapal yang akan ke Padang. Di pantai yang indah itu mereka
saling berkejaran dan bercengkrama. Sangat serasi sekali pemandangan
sore itu di pantai karena kedua sejoli itu saling berkejaran dan
berpelukan. Karena senja menjelang merekapun pulang ke rumahnya untuk
mandi dan makan malam. Dirumah dinasnya malam itu, Dino pun membicarakan
tentang kelanjutan hubungan mereka.Reisa dengan senang hati mendengar
penuturan kekasihnya itu. Namun Dino membicarakan tentang keberatannya
jika Reisa terlalu dekat dengan Jonas. Dino melihat Jonas sebagai sosok
yang jelek bukan saja wajahnya namun juga sifatnya, meskipun ia
berprofesi sebagi calon rohaniawan.Dino mengemukakan keberatannya sebab
Reisa bisa saja terjebak oleh sosok manusia jelek bertopeng jiwa
rohaniawan itu.Apalagi baginya Jonas bukanlah seorang pria yang baik
untuk dijadikan teman oleh Reisa.Reisa pun menerangkan asal mula
perkenalannya pada Dino,dan ia juga minta Dino untuk jangan terlalu
cemburu,sebab profesinya menuntutnya akrab dengan siapapun,latar
belakangnya.Dino pun merasa lega,sebab Reisa amat dewasa dan sudah
mengerti perasannya sebagai kekasih.
“Din” terang Reisa, “kamu jgn terlalu bersikap seperti kanak kanak,
sebab kita berpacaran kan sudah lebih 3 tahun dan tak lama lagi akan
menikah”
Dino pun menerima alasan Reisa tersebut dan berjanji akan sering ke
pulau itu. Ia yakin akan kesetiaan Reisa yang telah ia pacari selama
itu. Apalagi ia berpikir mana mungkin Reisa yang seorang dokter itu akan
terpikat oleh Jonas yang jelek dan kampungan itu. Ia semakin percaya
pada Reisa tunangannya.
Malamnya sehabis makan dan membicarakan hubungan mereka, Reisa
terlihat berada di pangkuan Dino. Mereka tak melewatkan kesempatan
tersebut untuk saling mencumbu. Ciuman dan remasan tangan Dino hinggap
dibagian bagian sentitif Reisa. Perbuatan pria itu pun menyebabkan Reisa
untuk pertama kalinya merelakan pakaiannya semerawut dan acak acakkan.
Bagaimanapun Reisa ingin memberikan kepastian pada kekasihnya itu
kesungguhannya. Dino pun melakukan pilinan dan gigitan kecil di bagian
payudara Reisa yang telah terbuka itu. Malam itu Reisa ingin memberikan
suatu keindahan kepada kekasihnya itu, tapi dalam batas batas yang telah
ia gariskan. Namun pergumulan tersebut mereka atur sesuai batas dan tak
akan merusak kesuciannya. Pakaian atas Reisa terlepas semua, itulah
pertama kalinya ia menyuguhkan keindahan payudaranya kepada kekasihnya
itu.Dino melakukan pilinan dan tak henti hentinya melakukan jilatan
hingga akhirnya mereka berdua merasa kelelahan dan tertidur. Setelah
merasa cukup sampai disitu perbuatan mereka, Reisa pun kembali
mengenakan pakaian atasnya dan menuju kamarnya untuk tidur. Baginya
biarlah tindakan yang serba tanggung tadi hanya dilanjutkan dalam
mimpinya saja. Begitu juga Dino, ia menyuruh kekasihnya masuk kamar agar
ia bisa tidur nyenyak dan bangun pagi.
Pagi harinya Dino pun berangkat ke Padang dan diantar Reisa.Yang
mengantar Dino tidak saja Reisa, namun Pak Nurfea dan istrinya juga
ikut.Selama di pelabuhan mereka tak henti hentinya bergandengan tangan
dan disaat Dino akan berangkat tak lupa ia mencium bibir kekasihnya itu.
Kapal pun beranjak meninggalkan pelabuhan Tua Pejat menuju Muaro
Padang. Reisa lalu kembali bertugas di puskesmas seperti biasanya. Ia
kembali tenggelam dalam rutinitas seperti biasanya. Reisa pun sering
bersama Bu Nur ke pedalaman kembali. Dan disuatu kesempatan ia bertemu
Jonas yang baru selesai memberikan pelayanan rohani kepada warga
pedalaman tersebut. Reisa dan Bu Nur di tawari singgah ke pondokannya,
sekedar beristirahat sebelum pulang ke puskesmas. Selama di pondok
Jonas, Reisa terlibat pembicaraan serius dengan Jonas mengenai rendahnya
mutu kesehatan di tempat Jonas itu. Reisa berjanji akan serius
menangani warga disana. Selama Reisa di tempat tugasnya, Jonas selalu
menghubunginya sekedar mengetahui keadaan di tempat Reisa atau sekedar
menanyakan kabar Reisa. Mereka pun sering terlibat saling mengirim pesan
singkat, mulai dengan tugas tugas Reisa juga tugas tugas Jonas.Tak
lupa Jonas memberikan sugesti pada Reisa agar selalu kuat dalam
menjalankan tugasnya sebab Reisa pernah tak mendapat penerimaan yang
ramah disuatu tempat didesa tetangga pulau itu. Saat itu kedatangan
Reisa dan bu Nur ditolak masyarakat setempat dengan alasan yang kurang
jelas.Mendengar keluhan Reisa tersebut, Jonas pun berjanji akan membantu
mengarahkan warga pulau itu tentang arti kesehatan sebab Jonas tahu
semua warga pedalaman itu adalah masih dalam lingkup kerjanya. Reisa
berterima kasih atas bantuan dan support dari Jonas saat itu. Sesuai
kesepakatan dengan warga tempat tersebut, Reisa dan Bu Nur juga Jonas
ikut serta ke daerah yang pernah menolak kehadiran Reisa tersebut. Saat
itu sempat terjadi sedikit ketegangan namun dengan sikap yang santun dan
kewibawaan Jonas, masyarakat setempat akhirnya mau menerima penyuluhan
kesehatan yang di berikan Reisa.
Semenjak kejadian itu,hubungan Jonas dan Reisa pun semakin
dekat.Mereka pun sering terlihat bersama di puskesmas pulau itu.Bagi
Reisa tidaklah masalah sebab mereka sama sama menjalankan tugas mulia.
Begitu juga mereka sering berjalan jalan ke pantai dan terkadang makan
di rumah Bu Nur. Bagi Bu Nur melihat hubungan Jonas dan Reisa adalah
hubungan kerja biasa dan wajar. Bu Nur pun terlihat amat terbantu dengan
kehadiran Jonas yang sedikit banyaknya memberinya khotbah tentang
ibadahnya. Diluar jam senggangnya Jonas sering datang ke tempat Reisa
bertugas.Jonas lebih sering singgah di rumah Bu Nur yang juga aktifis
gereja. Dan sering Bu Nur mengajak Reisa untuk mendiskusikan masalah
pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar pulau itu bersama Jonas.
Sesekali mereka juga berdiskusi di rumah Reisa. Lambat laun Reisa
merasakan perhatian dan bantuan Jonas terhadap tugas tugasnya selama di
pulau itu amat membantunya. Ia hampir tak lagi mengalami hambatan dalam
menjalankan tugasnya. Begitu juga Jonas semakin bersemangat jika
dusunnya di kunjungi oleh Reisa dan Bu Nur untuk melakukan pelayanan
kesehatan.setiap minggu Reisa pasti berada di desa termpat Jonas
bertugas.
Reisa pun hampir akhir bulan selalu pulang ke Padang dan bertemu
kelurga dan kekasihnya. Saat itu Reisa telah memasuki bulan kedua di
pulau itu. Sore itu ia berangkat ke Padang dan kebetulan juga Jonas akan
ke Padang untuk melaporkan kegiatannya selama ini. Mereka menumpang
dalam satu kapal. Selama perjalanan Reisa selalu terlihat bersama Jonas
yang dan sering terlibat pembicaraan yang cukup serius. Sesekali karena
kantuk Reisa bersandar di bahu bidang Jonas. Jonas merelakan bahunya di
sandari Reisa, meskipun mereka bukan pasangan kekasih saat itu Jonas
sempat memeluk tubuh Reisa yang terlihat kecapaian selama perjalanan
dengan kapal dan goyangan karena hempasan gelombang laut. Jonas dapat
melihat raut wajah cantik Reisa dari dekat. Kulit wajahnya yang putih
dan di pipinya ditumbuhi rambut rambut halus. Juga tangan Reisa terlihat
ada rambut halus yang cukup serasi dengan kulitnya yang putih. Jonas
tak mau melakukan hal yang nantinya akan menyebabkan hubungannya dengan
Reisa memburuk. Sebagai manusia biasa ia meras tergoda, namun ia tak mau
mengambil kesempatan dalam kesempitan saat itu. Hingga beberapa lama
kemudian Reisa terbangun dan sadar ia telah rebah di bahu Jonas. Dengan
mengucap maaf Reisa amat menyesal telah tertidur di bahu Jonas. Namun
Jonas menjelaskan bahwa tak apa sebab ia tahu Reisa amat letih.
Tak terasa paginya kapal mereka merapat ke pelabuhan Muaro
Padang.Reisa pun bergegas turun bersama Jonas. Melihat ada sopir ayahnya
yang menjemput Reisa pun berpisah dengan Jonas di pelabuhan itu. Sempat
Reisa menanyakan kapan Jonas kembali ke pulau. Rupanya Jonas di Padang
hanya beberapa hari dan secepatnya akan kembali. Sedikit basa basi
menawarkan Jonas singgah di rumahnya, namun dengan mengucap banyak
terima kasih Jonas pun dengan amat menyesal tak sempat sebab ia amat
terburu buru. Reisa pun naik ke mobil dan berlalu dari pelabuhan itu.
Selama di padang Reisa pun larut dengan kegiatannya, namun masih sempat
meluangkan waktu dengan kekasihnya.Tanpa Reisa tahu sebabnya Dino,
bersikap amat protektif kepadanya. Kemudian yang terjadi malah
pertengkaran yang akhirnya mereka berdua saling berdiam diri.Dino
terlihat amat ingin mengusai semua masalah Reisa. Padahal dalam hatinya
Reisa tidak ada melakukan hal yang berlawanan dengan komitmen mereka.
Namun perasaan cemburu Dino yang berlebihan membuatnya tak nyaman. Reisa
pun sempat mengadukan masalahnya itu pada ibunya. Dengan sabar ibunya
memberikan pengertian pada putrinya itu. Hingga Reisa berangkat kembali
ke pulau Dino tak terlihat mengantarnya.Reisa merasa Dino masih marah
kepadanya. Selama di atas kapal Reisa berusaha menghubungi Dino,namun
teleponnya selalu tak diangkat.Reisa amat sedih dengan sikap Dino itu.
Kesedihan itu terbawa sampai ia berada di pulau.
Setiba di pulau Reisa selalu berusaha menghubungi hp Dino kadang
telepon rumahnya. Namun tak pernah diangkat Dino. Suatu malam Reisa
menelepon ke rumah Dino dan diangkat oleh ibu Dino, akhirnya Dino
bersedia menerima telpon Reisa.dalam pembicaraan itu terasa dingin
sambutan Dino padanya. Perbuatan Dino itu membuat Reisa sedih dan
menganggu tugas tugasnya. Namun karena kesibukan yang ia alami
membuatnya bisa sedikit demi sedikit melupakan masalah pribadinya itu,
apalagi tugasnya menuntutnya selalu disiplin. Selama bertugas di pulau
itu,Reisa sering curhat kepada Bu Nurfea. Terkadang jika waktu libur dan
tak ada kegiatan Reisa terlihat dikunjungi Jonas. Sosok Jonas yang
simpatik dan perhatian itu mampu membuat Reisa melupakan kegundahannya
meski Jonas tidaklah sepadan dengannya. Bersama Jonas ia menyusuri
pantai, sekedar menghabiskan waktu libur dan terkadang melakukan
perjalanan ke tempat tempat yang indah di pulau itu. Reisa semakin
merasakan perhatian Jonas kepadanya amat tulus.Kini ia pun menemukan
teman bicara dan curhat yang mampu membuat hatinya teduh. Tanpa
menghiraukan statusnya yang sudah bertunangan dan terikat dengan
sesorang pria, Reisa pun menerima saja genggaman tangan kokoh Jonas yang
hitam dan jelek itu. Sambil menyusuri pantai Jonas memeluk tubuh Reisa.
Jonas seakan tak mau Reisa terlalu larut akan problemnya. Jonas pun
meminjamkan jaket yang ia kenakan ke tubuh Reisa agar dipakai Reisa
sebab senja itu udara pantai tidak bersahabat. Di keremangan cahaya
pantai yang indah itu, dengan tanpa di ucapkan dan diminta Jonas
memberanikan diri mencium pipi Reisa. Perbuatan Jonas itu membuat Reisa
gelagapan namun Jonas menahan suara Reisa dengan telunjuknya. Ia tak
ingin Reisa berkomentar.Reisa menuruti isyarat telujuk Jonas itu dan
tanpa diminta persetujuan Reisa, Jonas mendekat kearah bibir Reisa dan
mengulumnya beberapa saat.Reisa sedikit terkejut tak menduga Jonas akan
melakukan itu terhadapnya. Perasaan khawatir Reisa terjadi juga.Wajah
yang cukup membuat orang sampai jijik itu berhasil mengulum bibirnya.
Dengan perasaan bercampur baur,Jonas dan Reisa berjalan pulang dari
pantai itu tanpa ada kata yang terucap.Malam itu Jonas mengantar Reisa
sampai di pintu rumahnya dan ia pun minta diri.Sepeninggal Jonas,Reisa
termangu dikamarnya.Terbayang di benaknya kejadian barusan bersama
Jonas.Ia merenung,apa karena kesepiannya jauh dari Dino atau ia sudah
mulai suka pada sosok Jonas yang melindunggi dan amat dewasa itu.Padahal
jauh diakal sehatnya Reisa tak menginginkan Jonas terlalu dekat
dengannya karena bermacam perbedaan diantara mereka dan juga ia akan di
cemooh karena suka pada sosok yang jelek itu.Menjelang tidur Reisa tak
menemukan jawabannya.Hingga paginya Reisa terlihat di puskesmas,terlihat
ia amat gembira dan tak sedih lagi.Sesekali ia menerima pesan singkat
dari seseorang dan di balasnya.Rupanya sms itu dari Jonas.Reisapun tidak
melupakan Dino tunangannya yang masih ia cintai dan kelak akan jadi
suaminya.Ia masih berusaha menghubungi Dino.Tampak Reisa terlibat
pembicaraan di telpon dan tak lama ia tutup.Bagaimanapun Reisa selalu
berusaha menghubungi kekasihnya itu,jauh di lubuk hatinya kini berperang
antara perasaan kepada kekasihnya atau Jonas. Selepas tugasnya di
puskesmas,Reisa pun pulang kerumahnya.Dan tak lama kemudian ia pun
keluar rumahnya menuju rumah Bu Nurfea. Di rumah Bu Nurfea telah
menunggu Jonas.Sore itu Reisa akan melihat lihat kegiatan warga yang
berada di tempat Jonas melaksanakan pratek kerohaniannya. Bu Nurfea juga
ia undang,namun karena berbagai sebab, maka Bu Nur tak bisa ikut.
Apalagi pak Nurfea sedang berada di Sibolga. Akhirnya siang itu Reisa
berangkat besama Jonas ke pedalaman dengan menumpang perahu yang telah
disediakan Jonas. Selama perjalanan menempuh rawa dan hutan bakau tampak
Reisa amat senang sekali berada di alam yang cukup asli itu. 1 jam
perjalanan akhirnya mereka sampai.
Di dusun itu tampak ramai ibu ibu dan anak anak yang sedang melakukan
acara dengan gembira. Mereka merayakan hasil ladang dan tangkapan
ikannya yang melimpah dengan atraksi tari tarian dan diakhiri dengan
acara makan bersama. Tampak saat itu, mereka merayakannya dengan makan
makan dan minum, juga disuguhi babi panggang. Reisa pun bilang ke Jonas,
bahwa ia tak boleh makan makanan itu. Dengan bijaksana Jonas memberikan
Reisa ikan bakar. Jonas tahu bagi Reisa babi adalah hewan yang tak
boleh dimakan. Selesai acara sudah malam,karena suka citanya warga desa
itu merayakannya. Reisa tak mungkin pulang ke tempat nya tugas, apalagi
malam itu,juga masih terbilang bulan purnama dan diselimuti awan kelam
seolah akn turun hujan, jadi malam itu pasang air laut akan naik dan tak
mungkin diantar dengan perahu.Reisa berusaha menghubungi rumah Bu
Nur,ia mengabarkan bahwa tak bisa pulang karena acara usai malam.Bu Nur
pun bilang ya tak apa,sebab besok juga kebetulan tanggal merah,jadi tak
ada kegiatan.
Malam Itu Reisa terpaksa menginap di pondok kediaman Jonas. Jonas
terlihat sibuk membersihkan pondoknya itu. Ia tak ingin Reisa merasakan
tak nyaman di pondoknya.
“Nah Reisa,,,kamu tidur dikamarku ini aja,aku biar diluaran saja.” kata Jonas.
“Duh, jadi merepotkan lo Bang” jawab Reisa.
“Ahh,,,tak apa apa koq.Aku biar tidur di ruang depan saja”
Suasana pondok kayu itu,terlihat alami sekali.Apalagi tak ada listrik
yang menerangi,saat itu hanya ada lampu teplok didinding kayu ruang
depan dan dikamar. Syukurlah tak ada nyamuk karena bersihnya ruangan
kamar Jonas. Malam itu terdengar suara jangkrik dan binatang malam yang
saling bersahutan. Jonas pun menawari Reisa minum the hangat dulu, agar
tak terlalu merasa dingin, apalagi cuaca malam di pedalaman itu terasa
amat dingin menusuk tulang. Reisa pun duduk di ruang depan dalam pondok
bersama Jonas. Ini kedua kalinya ia merasakan suasana malam yang cukup
asik, pertama saat ia KKN dulu, namun dulu masih ada penerang listrik
dan tidak terisolir. Sekarang ia berada di sebuah pulau dan di
pedalaman. Sambil berbincang mereka juga membicarakan mengenai keluarga
masing masing. Dari pembicaraan itu,Reisa tahu bahwa Jonas yang berasal
dari daerah timur itu sudah tak mengenal kedua orang tuanya. Namun dia
diasuh oleh keluarga gereja dan disekolahkan oleh pihak gereja. Terlihat
raut wajah Jonas yang bersedih saat mengungkap jati dirinya. Dengan
sikap dewasa Reisa pun memberi semangat agar Jonas bisa berbangga sebab
masih bisa mengenyam pendidikan sampai ia tamat dan membandingkannya
dengan pemuda lain yang sampai sekarang tak tau juntrungannya. Dari
keterangan Jonas Reisa juga tahu bahwa suasana pedalaman itu juga tak
berbeda jauh dari saerah asal Jonas sehingga Jonas tak merasa terasing.
Hingga malam pun menjelang dan perbincangan mereka sudah mulai melantur
kemana mana.
Jonas lalu memberikan sebuah sweater pada Reisa karena ia lihat Reisa
amat kedinginan. Saat berangkat tadi siang Reisa tak tahu bahwa ia akan
menginap di tempat itu, makanya ia tak sempat bawa pakaian salin.
Dengan dibantu Jonas, Reisa mengenakan sweater itu. Sedikit membantu,
sweater itu bisa membuatnya tak kedinginan lagi. Sambil menyilangkan
kedua tangannya didada Reisa masih melayani obrolan Jonas yang kini
duduk disampingnya. Perbincangan mereka kini sudah sampai pada
perbincangan mengenai laki laki dan wanita. Dalam keremangan itu Jonas
melingkarkan tangannya ke bahu Reisa. Ia tak sampai hati melihat Reisa
kedinginan saat itu.Reisa membiarkan saja sikap Jonas itu.Malah Reisa
pun merebahkan kepalanya di dada bidang Jonas. Sambil rebahan didada
Jonas, Reisa seakan menemukan kehangatan yang lama sudah tidak ia
dapatkan dari tunangannya. Dengan sikap hati hati Jonas pun berusaha
membelai rambut Reisa yang sebahu itu.Jonas tak ingin Reisa merasakan
resah didalam dekapannya.Seperti sepasang kekasih,tanpa sadar Reisa pun
mengungkapkan ganjalan hatinya tentang hubungannya yang semakin memburuk
dengan kekasihnya. Padahal ia dan Dino kekasihnya sudah sepakat akan
menikah. Jonas pun mendengar penuturan Reisa dengan perhatian dan
bertindak sebagai pendengar yang baik. Tanpa melepaskan pelukannya dari
tubuh Jonas Reisa pun semakin merapatkan tubuhnya. Ia merasa damai
mendapat kehangatan dari Jonas apalagi Jonas juga membelai anak anak
rambut di tengkuknya membuat Reisa sedikit merasa geli dan terangsang.
Perlahan Jonas melepaskan ikatan di rambut Reisa sehingga rambut hitam
sebahu dan harum itu kini telah lepas. Reisa semakin cantik saat
rambutnya tergerai. Kini kedua anak manusia tersebut saling ngobrol
dengan sangat intim dan tak lagi memandang perbedaan diantara mereka.
Masih dalam pelukannya, Jonas pun kini berusaha meraih wajah Reisa
yang saat itu amat pasrah kepadanya. Tak sulit bagi Jonas lalu
dikulumnya bibir yang mungil namun ranum itu. Kini kedua bibir anak
manusia itu saling mengulum. Reisa merasakan ia tak sanggup menolak
aliran birahi yang mulai menyerangnya saat itu. Ia ingin sejenak
mengubur masalahnya. Ciuman yang dihantarkan Jonas di bibir Reisa seolah
mampu membuat Reisa terbang. Ini kedua kalinya bibir tipisnya dikulum
Jonas. Namun saat kinilah Reisa dapat dengan penuh menerimanya. Tak
membutuhkan waktu lama memang Reisa akhirnya malah menyambut dan bals
mengulum lidah yang di mainkan Jonas. Ia seolah menemukan oase yang lama
tidak ia dapatkan. Cukup lama jilatan dan kuluman itu terjadi hingga
tanpa mereka sadari mampu menggiring nafsu keduanya untuk meningkat
kearah selanjutnya. Dalam pelukan dan saling mengulum itu,tangan Jonas
dengan lincah berusaha memasuki sweater dan busana Reisa. Tangannya
menemukan segumpal daging lembut didada Reisa dan membelainya. Hawa
hangat tangan Jonas membuat Reisa larut dalam alunan birahi. Disaat saat
itu, Jonas berusaha melepaskan sweater yang tadi ia kenakan ke Reisa.
Malam itu Reisa tak menolak sedikitpun perbuatan Jonas yang berusaha
melepas busananya. Kini busana atas Reisa telah terlepas dari tubuh
putih indahnya dan di letakkan disamping sofa itu. Reisa benar benar
berada dalam alunan birahinya sendiri. Kini tubuh indahnya hanya
tertutup bh dan masih mengenakan celana panjang. Keindahan payudaranya
nya yang putih mulus membuat Jonas semakin meningkatkan serangannya.
Jonas menjilat jilat dinding payudara Reisa yang kini hanya terkulai di
bahu Jonas.Reisa hanya memejamkan matanya menikmati belaian lidah Jonas.
Tubuh Reisa masih memancarkan bau khas wewangian mahal yang selalu ia
pakai.Wanginya selalu melekat ditubuh Reisa meski ia mandi dan bau
wangian Reisa itu mampu membuat Jonas terpacu kegairahan.
Kini Jonas telah merasa Reisa telah pasrah kepadanya. Jonas melihat
Reisa juga menikmati apa yang ia lakukan saat itu. Jonas pun
menghentikan perbuatannya. Ia lalu menutup bagian atas tubuh Reisa
dengan busana yang tadi ia buka. Reisa masih memejamkan matanya dan
dengan pandangan yang redup ia diam saja. Jonas lalu menjauh dari Reisa
dan memeriksa pintu pondoknya lalu mematikan lampu teplok yang menerangi
ruangan itu. Baru saja ia matikan lampu itu,tiba tiba terdengar suara
petir dan tak lama suara hujan dengan derasnya. Reisa sempat bangun dari
kursi sofa tempatnya berada. Dengan gugup ia bertanya pada Jonas apa
jika hujan disana tidak akan banjir. Jonas pun menerangkan pada
Reisa,bahwa pulau itu jarang terjadi banjir apalagi pondok mereka berada
di tempat yang tinggi. Jonas lalu meraih tangan Reisa untuk berdiri.
Reisa pun meraih tangan Jonas dan mengikuti Jonas kedalam kamar. Jonas
pun menyilahkan Reisa untuk berbaring di dipan kayu yang tertutup
kelambu itu.Jonas pun menutup pintu kamar dari dalam.Reisa hanya diam
duduk di pinggiran dipan yang beralaskan kain sprey putih bersih itu.
Jonas pun mendekati Reisa, ia mengangkat dagu Reisa dan kembali
mengulumnya. Jonas lalu duduk disamping Reisa. Reisa kembali merasakan
ada sedikit penolakan dalam dirinya yang saat itu hanya berdua seorang
laki laki dikamar malam itu. Dilubuk hatinya ada penolakan terhadap
perbuatan mereka diluar tadi. Namun semua pikiran dan akal sehat Reisa
seperti digiring untuk melanjutkan yang tertunda di ruang depan tadi,
apalagi suasana kamar dan suara guyuran hujan yang deras menyebabkan
Reisa bersikap diam.
Kembali Jonas melingkarkan tangannya di bahu Reisa.Tanpa kata kata
yang terucap Jonas kembali menciumi anak anak rambut Reisa di
tengkuknya. Reisa merasa geli dan semakin pasrah. Ciuman Jonas yang
bertubi tubi pada leher dan bibirnya membuat Reisa pun terpacu untuk
mengimbangginya. Reisa lantas berusaha menolakkan tangan Jonas yang
kembali berusaha melepas busana atasnya. Jonas pun tak melanjutkannya,
ia tak ingin Reisa merasa terpaksa. Ia kini hanya melakukan kiss di
bibir dan leher Reisa sebab Reisa masih mengizinkannya melakukan itu.
Jonas bukanlah seorang laki laki kemaren sore apalagi ia juga pernah
melakukan itu saat di Semarang dulu,ia tak akan berhenti melakukan apa
yang ia inginkan. Reisa kini semakin berada diluar ambang batas
kesadarannya. Jonas berhasil melepas busana atasnya yang telah jatuh
meninggalkan tubuh pemiliknya. Reisa hanya diam pasrah dan menurut.
Jonas pun tak ingin semua berjalan lambat, ia dengan cekatan melepas bh
berukuran 34b yang masih melekat didada Reisa. Tak sulit baginya memang.
Dengan sedikit melepas pengait yang berada di punggung Reisa, Jonas
dapat melihat keindahan kedua bukit salju yang selama ini belum pernah
terlihat olehnya. Reisa menyilangkan kedua tangannya menutup buah
dadanya. Bagaimanapun ia merasa malu dalam keadaan seperti itu, apalagi
dengan laki laki yang bukan kekasihnya. Semua bulu bulu rona di kulit
putih Reisa seolah berdiri merasakan gelajahan tangan Jonas yang mulai
membelai dengan lembut daging kenyal itu. Jonas menggiring tubuh Reisa
masuk kedalam dipan yang diselimuti kelambu itu. Terlihat Reisa hanya
mengikuti kemauan Jonas yang sudah amat bernafsu melihat semua keindahan
di raga Reisa juga selama ini hanya ia nikmati dari angan angannya
saja.
Didalam dipan kayu itu, Jonas membaringkan tubuh Reisa. Bibirnya
melata diatas permukaan kulit dada Reisa. Ia tampak berlama lama bermain
dibukit dada Reisa yang terlihat mulai mengeras itu. Jonas beberapa
kali mengigit dada Reisa sehingga menimbulkan jejak jejak cupangan di
wilayah dada dokter muda yang cantik itu. Reisa hanya mampu memicingkan
matanya, rabaan dan pilinan juga cupangan Jonas membuatnya terbang
diawang awang. Ini adalah pengalaman pertamanya melakukan itu dengan
laki laki lain. Dulu disaat bersama Dino kekasihnya Reisa hanya
melakukannya dengan sikap was was takut kebablasan.Namun kini ia
melakukannya tanpa ada di pikirannya tentang akibat dari perbuatannya
itu, Reisa pun semakin pasrah dan patuh. Ditubuh bagian atas Reisa
terlihat mulai lembab karena air lidah Jona dan keringatnya yang mulai
tampak. Ia merasa tubuhnya panas dan mengalahkan suasana dingin malam di
pedalaman itu. Jonas berhenti sesaat lalu melepas baju atasnya hingga
celana panjang dan celana dalamnya. Kini didalam dipan yang diselimuti
kelambu itu kedua tubuh anak manusia itu terlihat mulai bugil. Reisa
bergidik melihat tubuh kokoh Jonas yang hitam. Apalagi dikeremangan
cahaya lampu ia melihat kemaluan Jonas yang mulai menampakkan sosok
aslinya. Benda tumpul itu terlihat cukup panjang dan tak dikhitan. Reisa
juga melihat di dada Jonas yang bidang tumbuh bulu bulu yang cukup
lebat. Tanpa merasa malu Jonas kini semakin mendekat ke tubuh Reisa yang
bertelanjang dada.
Saat Jonas mendekatinya,Reisa berusaha untuk tidak melanjutkan
perbuatan mereka itu, dalam hatinya masih berkecamuk berbagai pikiran,
seperti kariernya, masa depan pertunangannya, juga status perbedaan
keyakinan diantara mereka berdua. Jonas pun merasakan sikap Reisa saat
itu yang mulai sadar. Dengan menutup dadanya dengan kedua tangannya
Reisa minta agar Jonas menghentikan perbuatan mereka itu. Padahal Reisa
sudah berada sangat dekat dengannya jika tidak ada halangan maka ia akan
berhasil mendapatkan Reisa malam itu. Dengan sikap penuh perlindungan
dan lembut Jonas pun menuruti permohonan Reisa. Jonas menutup tubuh
telanjangnya dengan selimut dan berbaring disamping Reisa. Disaat Reisa
ingin kembali mengenakan bh dan busananya, Jonas menahan tangan Reisa
dan mengulum bibir tipis yang merah itu. Reisa tak mampu menghalangi
tindakan pria itu. Kemudian Jonas kembali menikmati bibir Reisa dan
memilin buah dadanya berulang ulang. Reisa sudah merasakan percikan
birahinya kembali. Ia kini mengikuti saja dan malah menahan agar kepala
Jonas tak menjauh dari belahan dadanya. Jonas terus mengekpos wilayah
sensitif itu. Namun tangannya mulai beraksi.Tangannya berusaha melepas
resleting celana panjang yang dikenakan Reisa. Setelah terlepas jarinya
langsung masuk ke dalam celana dalam Reisa. Merasakan di selangkangannya
ada tangan Jonas, Reisa berusaha menariknya, namun tak berhasil,
apalagi nafsu birahinya sudah memuncak. Ia tak mampu menghentikan
gerakan Jonas itu.
Merasakan Reisa sudah pasrah bulat bulat padanya, Jonas lalu menarik
celana panjang yang dikenakan Reisa hingga terlepas. Reisa tak mampu
menahannya. Tangan Jonas seolah tahu apa yang ia inginkan, pun melepas
celana dalam putih Reisa yang sudah tampak basah disekitar belahannya
itu. Jonas melampar Cd Reisa.Tubuh dokter muda itu kini sudah polos
tanpa sehelai benangpun. Reisa kini tak bisa berbuat apa apa lagi atas
perbuatan pemuda dari timur itu. Apalagi ia juga merasakan kini tubuhnya
tak lagi bisa ia kontrol. Tubuhnya seolah telah menjadi milik pemuda
hitam tersebut. Jonas merasakan Reisa sudah tak lagi mampu menolak
perbuatannya. Ia turun dan membuka kedua paha Reisa. Jonas berada
diantar kedua kaki jenjang dan muluh itu. Jonas pun lantas berlutut. Ia
menuju gerbang yang selama ini amat ia impikan dan inginkan. Gerbang itu
masih perawan dan belum pernah dijamah oleh tangan laki laki sekalipun
oleh Dino, tunangannya. Tampak gerbang perawan itu ditumbuhi sedikit
buku bulu halus yang tertata rapi menandakan pemiliknya adalah orang
yang amat telaten merawat dan menjaga area kewanitaannya. Liangnya mulai
menampakkan kebasahan karena libido pemiliknya yang mulai bangkit.
Jonas langsung menjejalkan lidahnya yang kesat kearah liang sempit yang
masih perawan itu. Reisa terkejut dan berusaha merapatkan kedua pahanya
yang mulus. Namun apalah artinya saat itu. Melarang atau mencegah Jonas
sama saja memancing birahinya semakin kuat. Reisa merasakan benda kesat
itu mulai memasuki palung kemaluannya. Ia semakin meras kegelian dan
gatal yang amat sangat di organ intimnya itu. Reisa tak mampu berkata
kata. Semua itu adalah pengalaman pertamanya. Selama bersama kekasihnya
saja ia hanya baru sampai pada buka baju atasan saja, tidak sampai
seperti yang ia alami sekarang ini.
Gerakan lidah Jonas semakin kedalam dan tak sampai kepada merusak
kegadisan Reisa. Reisa pun semakin terpancing dan meraih kepala Jonas.
Rambut Jonas yang ikal itu tak luput dari tarikan tangan Reisa. Reisa
semakin sampai dipuncak kegairahannya. Sebagai seorang gadis perawan
yang belum pernah merasakan kenikmatan hubungan layaknya suami istri,
Reisa pun akhirnya mencapai orgasme untuk yang pertama kalinya seumur
hidupnya. Selama ini ia hanya tahu orgasme itu dari buku buku kesehatan
dan penelitian yang ia baca selama di bangku kuliah dulu, juga dari
rublik konsultasi di tabloid tabloid. Kini ia merasakan orgasme yang
sesungguhnya. Sekujur tubuhnya serasa lepas dari tulangnya. Ia tak mampu
berpijak pada apa yang selama ini ia alami. Kini Reisa terbaring sambil
telentang. Ia kehilangan kekuatan untuk menyadari sesungguhnya yang
terjadi. Sekujur tubuhnya telah basah oleh keringatnya juga lendir ludah
Jonas disekujur kulitnya yang putih halus itu. Reisa terbaring lemah,
meresapi detik detik kenikmatan yang baru saja melandanya. Ketika Reisa
mendapatkan orgasme tadi secara tak sadar Reisa mengeluarkan cairan dari
celah kelaminya.Jonas tanpa jijik sedikitpun menghisap dan menelan
cairan kenikmatan Reisa itu. Kini tampak hanya nafas teratur dari Reisa
yang turun naik teratur.
Tanpa membuang waktu berlama lama, Jonas pun kembali membelai belai
dada Reisa. Ia merasa jeda waktu yang diberikannya pada Reisa sudah
cukup dan siap untuk melakukan tahap selanjutnya. Jonas kini berada
disamping Reisa dan mengulum bibir Reisa yang tipis itu. Reisa pun
menyambut kuluman itu dengan menutupkan matanya. Sedang tangan Jonas
kembali membelai belai buah dada Reisa dengan lembut. Pilinan dan
remasan pada putingnya membuat Reisa kembali terbakar birahinya.
Tubuhnya kembali basah oleh keringatnya sendiri.Reisa sempat memohon
pada Jonas untuk jangan berusaha menggaulinya.Meski saat itu mereka
telah bugil dan melakukan yang barusan terjadi.Reisa merasa takut jika
nantinya ia tak mampu mempersembahkan keperawanannya pada suaminya
nanti. Jonas diam tak menjawab permohonan Reisa. Ia masih terus
mengekspos daerah sensitif di tubuh Reisa.Reisa semakin lupa akan
permintaannya akibat gelombang birahi yang menyerangnya menuntut
penuntasan. Jonas kini kembali berada diantara kedua kaki Reisa yang
terbuka mengangkang. Bulu bulu didadanya membuat rasa geli di perut
Reisa. Jonas kembali membuka lipatan kelamin Reisa dan menjilatnya
dengan lidah. Reisa semakin terjebak oleh pusaran gairah birahi. Tak
lama kemudian Jonas memposisikan dirinya sejajar dengan tubuh Reisa yang
terbaring. Ia akan melakukan melakukan penetrasi diliang kemaluan
Reisa.Tampak Reisa sudah pasrah kepadanya. Perlahan batang kemaluan
Jonas telah menampakkan wujud aslinya dengan sangat perkasa. Benda hitam
tumpul dan tidak disunat itu tampak bersiap memasuki liang perawan
milik Reisa. Jonas dengan tangannya berusaha menempelkan batang
kemaluannya keliang Reisa yang masih sempit dan sudah berlendir
itu.Jonas tahu,liang kemaluan Reisa telah siap untuk dimasukinya.
Jonas berusaha membuat rasa geli dan gatal didalam lepitan kemaluan
Reisa sehingga Reisa semakin membuka kedua paha putihnya yang mulus dan
sudah basah oleh keringat itu. Reisa tak sanggup memandang Jonas yang
kini berada diatas tubuhnya.Reisa merasakan seluruh permukaan kulitnya
seakan merinding menantikan pertemuan kedua kelamin mereka. Ia merasakan
bulu bulu halus ditangannya yang putih dan diseluruh tubuhnya seolah
berdiri. Seumur hidupnya ia belum pernah merasakan rasa seperti saat
ini. Jonas lalu meraih kedua tangan Reisa dan mengenggamnya dengan
jarinya. Kedua tangan Reisa dibukannya kesamping kiri dan kanan dan
kedua lutut hitam dan penuh bulu milik Jonas berusaha menahan paha Reisa
agar tak merapat. Tampak sekali perbedaan warna kulit kedua sosok anak
manusia yang sedang melakukan perkawinan itu. Jonas mengarahkan
kemaluannya keliang Reisa secara hati hati. Namun ia tak berhasil juga
memasuki celah sempit itu. Jonas semakin tak sabar ingin segera
merasakan celah perawan milik Reisa itu. Namun usahanya tampak belum
menampakkan keberhasilan. Dari pengalamnnya selama ini,tidaklah susah
menembus selaput keperawanan gadis gadis,namun disaat ia akan merobek
keperawanan dokter muda yang cantik itu,ia seakan menemui liang buntu.
Sebagai laki laki yang memang beberapa kali merasakan hubungan badan
dengan gadis gadis perawan selama di Semarang dulu, Jonas seakan harus
bersabar lagi. Kini semua tergantung pada kesabaran Jonas sebab Reisa
tampaknya sudah pasrah menyerahkan keperawanannya padanya.Reisa sudah
tak mampu lagi mempertahankan keperawannya saat itu karena gelombang
birahi yang menyerangnya. Bukan Jonas namanya jika ia tak mampu membuat
Reisa menyerah kepadanya. Dan ia pun semakin berusaha mendapatkan apa
yang ia capai saat itu. Dengan penuh sabar dan mengumpulkan tenaga,
Jonas pun dapat meretas jalan bagi kemaluannya dicelah sepit itu. Seakan
membuat jalan baru, Jonas melakukannya penuh hati hati. Kini kepala
kemaluannya mulai masuk di celah itu. Reisa mulai merasakan ngilu dan
terpekik
“Aduhhhh,,,,,ssaakiitt….banggg!” jerit Reisa.Reisa berusaha mendorong tubuh dan dada Jonas yang berbulu itu.
Namun karena tenaganya semakin lemah,Reisa tak mampu melepaskan diri
dari himpitan Jonas saat itu.Kedua paha Reisa pun sekan tak berdaya
menolak kuncian dari lutut Jonas yang cukup kuat itu, apalagi kedua
tangannya seolah dipegang dengan erat oleh kedua tangan Jonas. Kini
kedua tubuh anak manusia itu telah basah oleh keringat. Lelehan keringat
ditubuh Jonas jatuh ke tubuh mulus Reisa.Jonas masih memandangi
ekspresi wajah Reisa saat melepas keperawanannya.
Tubuh putih mulus Reisa tampak tak bisa ia gerakkan karena saat itu
ia telah diposisi yang amat sulit. Sedikit gerakan maju pada pinggul
Jonas membuat batang kemaluannya amblas kedalam celah kemaluan Reisa
yang perawan. Reisa merasakan ngilu dan perih, sambil mendengus, ia
menguman dan mengucap
“Aduhhhhh,,,,,mmmaaaa,,,aduhhh,,sakitt.Ammmmpppunnn….Bang!!” Reisa meracau kesakitan seperti hewan yang sedang disembelih.
Suara Reisa itu tertahan oleh suara hujan yang amat deras menandakan
sedang terjadi peristiwa perkawinan dimalam itu. Jadi dimalam itu tak
ada seorangpun yang mendengar jerit sakit dan ngilu yang dirasakannya.
Kedua bola matanya terlihat memutih menahan rasa ngilu saat melepas
keperawanannya. Disaat benda tumpul miliknya masuk itu,Jonas merasakan
adanya sesuatu yang robek dan lepas. Sebagai laki laki berpengalaman ia
tahu, ia telah berhasil merobek keperawanan dokter muda itu. Reisa
adalah gadis perwanan ke 5 yang berhasil diperdayai Jonas. Selama ini
kebanyakan gadis yang berhasil ia gauli hanyalah siswi smu dan mahasiswa
di kota Semarang. Namun saat di praktek di pulau itu, ia mendapatkan
perwana seorang gadis yang berprofesi dokter. Sungguh membuatnya sedikit
bangga. Jonas mendiamkan posisinya saat itu. Ia memperhatikan Reisa
yang hanya kini meneteskan air matanya. Tampak Reisa amat menyesal telah
melepaskan kegadisannya kepadanya padahal sebelum Jonas menggaulinya,
ia sudah memohon agar jangan melakukan itu sebab ia akan mempersembahkan
keperawanannya pada suaminya kelak.Dengan sesegukkan Reisa berusaha
memandang Jonas saat itu. Namun ia tak berusaha melepaskan kedua
tangannya yang terbuka dari genggaman tangan Jonas. Tangan Reisa hanya
memegang jari jari Jonas dengan sangat lemah. Didalam hatinya Jonas tahu
bahwa wajar Reisa menangisi kesedihannya itu sebab kini ia bukanlah
perawan lagi. Reisa masih sesegukan menahan rasa perih dan ngilu di
liang kehormatannya itu. Tanpa menunggu jeda yang lama Jonas menarik
kemaluannya beberapa saat namun mendorongnya keluar masuk. Reisa kembali
mengatupkan kedua bibirnya menahan sesuatu yang ngilu di pusat
kewanitaanya. Jonas kembali memaju mundurkan pinggulnya kedalam rahim
Reisa. Meskipun saat tu Reisa sudah tak menahan gerakannya lagi, Jonas
semakin intens memasukinya. Sambil mengemut kedua payudara Reisa dengan
mulutnya Jonas terus bergerak menarik dan menusuk kearah pusat
kewanitaan Reisa. Ia pun sudah melepaskan kedua tangannya dari tangan
Reisa. Kini kedua tangannya hanya meremas payudara Reisa yang sudah
licin basah oleh keringatnya.
Kedua tubuh anak manusia itu,kini sudah melalui masa sulit dalam
perkawinannya malam itu. Rasa sakit dikemaluannya tak lagi dirasakan
Reisa. Kini ia hanya merasakan gejolak birahi dan gelombang nikmat yang
mendera tubuhnya. Dengan masih memejamkan matanya Reisa hanya mampu
memegang kedua lengan Jonas yang berotot itu. Reisa semakin dapat
menerima hujaman kemaluan Jonas di dalam rahimnya. Kini yang keluar dari
bibir tipisnya hanyalah dengus nafas berat seolah menerima hujaman
benda milik Jonas didalam rahimnya. Kedua kakinya kini membelit rapat
pinggang Jonas. Beberapa menit kemudian Reisa semakin kuat mendengus, ia
merasakan akan meledak orgasmenya. Tak susah memang,tubuh putih
mulusnya melengkung kearah Jonas dan semakin merapatkan tubuhnya memeluk
tubuh telanjang Jonas. Reisa kini memeluk rapat tubuh Jonas. Tak lama
kemudian,Reisa pun melepaskan orgasmenya, disaat yang bersamaan Jonas
juga memuntahkan spermanya kedalam rahim Reisa yang siap ia buahi. Tubuh
Reisa lalu merangkul Tubuh Jonas dan mengigit lengan Jonas. Ia
mengekspresikan gelombang orgasme yang melandanya dengan mengigit lengan
kanan Jonas. Hampir saja lengan Jonas berdarah akibat amat dasyatnya
orgasme Reisa. Setelah mengalami gelombang kepuasan dalam berhubungan
badan itu,kedua tubuh telanjang itu pun terkulai lemas dengan posisi
masih saling berdempet.Reisa telentang didipan kayu yang diselimuti
kelambu dikamar jonas itu. Sedang diluaran hujan masih turun rintik
rintik seolah menandakan peristiwa besar perkawinan anak manusia itu
telah usai. Perlahan kemaluan Jonas kembali kekeadaan semula dan
terlepas dari liang Reisa. Jonas tergolek disamping Reisa,dan sambil
berpelukan bak suami istri keduanya lelap tertidur hingga paginya.
Pagi itu masih dingin dan terdengar suara kicauan burung burung dalam
hutan bakau di pedalaman itu.Jonas telah lebih dulu bangun dari tempat
tidurnya.tadi disaat bangun ia memperhatikan wajah cantik Reisa yang
tadi malam ia perawani,semakin terlihat kecantikannya.Dengan selimut
yang ada di dipannya ia tutup tubuh Reisa yang masih telanjang
itu.Kemudian ia tutupkan tirai kelambu di dipannya.Jonas lalu menutup
pintu kamarnya dan ke luar dari rumah untuk mandi dan masak. Selesai
mandi dan masak,Jonas pun masuk kedalam pondoknya.Reisa tampaknya masih
tertidur dengan pulas sebab ia terlalu capai karena persebadanan yang
pertama kalinya itu. Jonas pun masuk kekamarnya,dan membiarkan Reisa
yang masih terlelap. Pagi itu belum terlihat cahaya matahari yang
menerangi bumi karena masih mendung.Apalagi sabtu itu Jonas tak ada
kegiatan yang berarti.Jonas memasak makanan yang akan mereka makan
berdua pagi itu. Cukup lezat memang masakan buatan Jonas. Selesai masak
Jonas pun masuk kekamar dan membangunkan Reisa yang masih berbaring di
dipan itu. Jonas membuka selubung kelambu dan mengucek rambut Reisa
dengan lembut sambil membangunkannya.
“Reis,,,,,Reis,,,,bangun,,makan yuk!” kata Jonas.
Merasa ada yang membelai pipinya yang halus, Reisa pun perlahan
membuka matanya. Dengan masih merasa capai,ia pun mulai sadar bahwa
masih tidur di dipan itu.Reisa berusaha duduk dan menutupkan selimut
pada dadanya yang terbuka. Bagaimanapun ia telah melakukan hubungan
badan dengan Jonas malam tadi, namun ia merasa tetap harus menutupi
dadanya itu. Jonas menyarankan agar Reisa bersih bersih dulu supaya
segar mumpung cuaca tak hujan,terang Jonas. Jonas memberikan handuk dan
baju miliknya untuk dikenakan Reisa kekamar mandi. Saat Reisa berusaha
turun dari dipan itu ia masih merasa ngilu di selangkangannya. Dengan
mimik sedikit meringis ia berusaha berjalan dengan tertatih.Jonas
membantu Reisa bangun dari dipan dan membimbingnya kekamar mandi.
Reisa menyiram tubuhnya dengan air yang berada dikamar mandi itu.
Tubuhnya mulai terasa segar,meski merasa sedikit letih.Jonas kembali
kekamarnya dan mengganti kain sprey dipannya yang sudah kusut disana
sini. Ia juga melihat ada tetesan darah perawan Reisa yang sudah mulai
mengering. Tak banyak memang, namun membuatnya bangga, bukan saja darah,
namun ada juga lendir spermanya dan cairan orgasme Reisa di kain putih
itu. Jonas menyimpannya dan tak mencuci kain itu. Kemudian ia ganti
dengan kain sprey yang baru. Kini dipan dikamarnya sudah rapi kembali.
Jonas pun mendapati cd dan bh Reisa yang tercecer di bawah dipannya.
Kedua benda itu ia kumpulkan di atas meja. Selesai mandi Reisa masuk ke
dalam rumah dan duduk di kursi yang berada di ruang tengah pondok itu.
Ia memandang keluar rumah yang kini cuacanya mulai kembali gelap dan
mungkin akan hujan. Jonas keluar kamar dan mendapati Reisa yang saat itu
asik memandang halaman pondok itu.Jonas memanggil Reisa untuk makan
pagi, Reisa pun berjalan kearah meja makan dan duduk berhadap hadapan
dengan Jonas. Perutnya merasa lapar, apalagi tenaganya telah terkuras
bersama Jonas malam tadi. Dengan lahap Reisa menyantap makanan yang
dibikin Jonas pagi itu. Ia pun memuji kelezatan makanan bikinan Jonas.
Hingga mereka menyudahi makan pagi itu,yang mampu memulihkan tenaganya
kembali.Reisa hanya memandanggi Jonas yang saat itu asik memberesi meja
makan.Reisa masih membanyangkan kejadian yang tadi malam ia alami
bersama Jonas. Ia seakan tak percaya kenapa hubungan diantara mereka
sampai sejauh itu hingga ia rela melepaskan kehormatannya pada laki laki
asal Ende tersebut. Padahal selama ini ia mampu menjaga mahkotanya itu
meskipun saat bersama Dino tunangannya. Dalam kecamuk pikirannya itu,
Reisa dikejutkan oleh sapaan Jonas yang amat lembut.Jonas mengajak Reisa
pindah ke ruang depan untuk menyaksikan tumbuhan dihalaman pondoknya.
Saat itu gerimis pun turun hingga akhirnya hujan yang cukup deras.Pagi
itu pedalaman pulau itu masih di guyur hujan dengan derasnya. Reisa
menghubungi Bu Nur, mengabarkan ia mungkin tak bisa pulang hari itu
sebab cuaca amat buruk.Bu Nur pun mengerti alasan Reisa itu.
Pagi disaat hujan deras itu, Reisa pun duduk berdampingan dengan
Jonas. Mereka seperti pasangan kekasih yang saling mencintai. Reisa
seolah tak lagi menghiraukan hubungannya dengan Dino tunangannya.
Sesekali mereka terlibat pembicaraan yang serius terkadang saling
tertawa dan berpelukan.Reisa pun tak menolak jika tangannya selalu di
genggam Jonas. Juga ia tak melarang Jonas menciumi bibirnya atau meraba
kedua payudaranya. Malah rabaan Jonas itu mampu membuat mukanya bersemu
merah menahan gejolak dalam dadanya. Seperti mengerti apa yang diingini
Reisa, Jonas pun menggiring Reisa kedalam kamarnya. Reisa pun
dibaringkannya di atas dipan yang sudah ia bersihkan itu. Perlahan dan
pasti, Jonas melepaskan kaos yang ia pinjamkan pada Reisa itu perlahan
dari tubuh sintal milik Reisa. Jonas pun melepas semua pakaian yang
melekat di tubuhnya.karena tak mengenakan penutup dada dan celana dalam,
Reisa pun kini sudah bugil total. Mereka kini saling memilin dan
merangsang. Tak ada lagi penolakan dari Reisa. Ia sudah tak mempedulikan
statusnya lagi. Ia kini bukanlah Reisa yang kemarin yang masih
perawan,tunangan seseorang dan anak pejabat lagi. Kini ia menyerahkan
seutuhnya tubuhnya dan jiwanya kepada pria Indonesia timur itu. Jonas
pun mengajarkan Reisa untuk melakukan oral kepadanya. Reisa merasa
terkejut tak menduga permintaan Jonas itu. Namun karena rasa yang tidak
ia sadari itu datang,Reisa pun akhirnya mencoba melakukan oral pada
kemaluan Jonas. Perlahan ia mendekatkan bibirnya pada batang milik Jonas
yang cukup panjang itu.hampir tak muat dibibirnya. Berulang kali ia
coba dan bisa dikulumnya namun tak semuanya karena panjangnya. Batang
Jonas menganjal langit mulutnya. Hanya sampai disitu lah kemampuan Reisa
saat itu. Perlahan ia menjilat dan mengulum batang yang hitam dan tak
dikhitan itu. Ada bau aneh yang ia rasakan saat itu, ya, bau khas
kemaluan laki laki. Ia tak pernah tau bau itu selama ini. Ia hanya tahu
bentuk anatomi laki laki disaat kuliah dan praktek di rumah sakit
beberapa waktu yang lalu.
Reisa merasa tak sanggup membuat Jonas puas dengan oralnya itu.Ia
melepaskan kuluman di mulutnya.Jonas maklum saja melihat tingkah
Reisa.Lalu Jonas menarik tubuh Reisa sejajar dengannya. Jonas
membaringkan Reisa kembali. Tubuh putih mulus itu ia telentangkan
didipan. Jonas lalu merabai payudara Reisa beberapa saat, namun mampu
membuat Reisa terbakar birahi. Puas dengan bibir dan payudara Reisa
Jonas pun semakin turun kearah kemaluan Reisa yang sudah ia jebol malam
tadi. Lidahnya mulai melata masuk dan menjilat jilat klitoris dokter
muda itu. Mendapat perlakuan yang demikian Reisa semakin melebarkan
kedua kakinya dan menggerumas rambut ikal Jonas. Ia merasakan geli yang
bercampur nikmat yang amat sangat. Puas melihat Reisa yang sudah siap
untuk melakukan senggama, wajah Jonas lalu menjauh dari celah itu.Kini
ia tepat diatas tubuh Reisa yang terbuka.Setelah tubuh mereka sejajar,
Jonas mengarahkan batang kemaluannya itu ke liang kemaluan Reisa.
Perlahan benda tumpul itu masuk kedalam vagina Reisa. Kini gerakan Jonas
perlahan dan amat penuh perasaan maju mudur.Reisa dapat merasakan
pergesekan pertemuan alat kelamin mereka. Reisa pun semakin membuka dan
membelit pinggang Jonas dengan erat. Jonas merasakan Reisa sudah
menerima dirinya. Beberapa kali memang Jonas maju mundur dari perlahan
hingga mulai cepat. Reisa hanya mampu memicingkan matanya yang kini ia
rasakan adalah kenikmatan hubungan raga yang menampakkan sosoknya. Tiba
tiba ia merasakan sengatan jutaan watt kenikmatan yang melandanya hingga
ia mengcengkram bahu Jonas dengan amat kuat. Tubuhnya melengkung
keatas. Lehernya yang jenjang dan wajah cantiknya itu menengadah kearah
Jonas seolah memberi tahu akan kenikmatan yang melandanya. Jonas pun
menyambut wajah Reisa itu dengan mengulum bibirnya.Akhirnya pegangan
Reisa di tubuh Jonas pun lepas.
Reisa merasa tubuhnya semakin lemah tak bertenaga namun gerakan Jonas
semakin kuat dan cepat menusuk nusuk kedalam kemaluannya. Reisa sudah
tak mampu melayani gerakan Jonas. Kini ia hanya merasakan tubuhnya
ringan seperti kapas dan gampang dilanda gelombang birahi. Dalam
kebisuan Reisa saat itu hanya terdengar dengus
tertahan,,,uhh,,mmm…ugghhhh..seolah memohon agar Jonas secepatnya
menyudahi persenggamaan itu. Jonas terus melakukannya hingga tak lama ia
pun muncrat spermanya membasahi liang senggama wanita itu. Reisa
merasakan aliran panas air mani Jonas masuk kedalam rahimnya. Ia cukup
merasakan capai dan puas atas pelayanan Jonas saat itu. Begitupun Jonas
menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh putih Reisa. Reisa tak mampu
menolakkan tubuh kokoh Jonas dan hanya waktu yang membuat kelamin
keduanya terlepas. Keduanya pun terkulai lemas lalu tertidur pagi itu.
Permaianan sex diantara kedua anak manusia itupun berhenti hingga
keduanya terbangun siang harinya.dan karena cuaca hujan yang masih belum
berhenti, maka mereka hanya menghabiskan waktu didalam pondok itu saja
berdua. Mereka seperti penganten baru yang baru saja menunaikan hak dan
kewajibannya. Reisa dan Jonas mengisi waktu hanya dengan makan dan duduk
sambil bermesraan sepanjang hari itu. Malam harinya,merekapun kembali
melakukan hubungan badan hingga dua kali seolah ingin menghabiskan
energi yang tersisa di tubuhnya. Reisa pun mampu melayani keinginan
Jonas yang memang memiliki gairah sex yang diatas rata rata itu.Tak
bosan bosannya Jonas terus melakukannya pada Reisa sang dokter muda dan
cantik itu.
Minggu pagi setelah beres dan membersihkan tubuhnya, Reisa bersiap
pulang ke pulau tempatnya tugas. Ia masih menunggu Jonas yang sedang
mengadakan kebaktian di pedalaman itu, Jonas mengantar Reisa ke tempat
tugasnya dengan perahu. Melalui sungai yang di selubungi hutan bakau dan
rawa, mereka menyusuri sungai-sungai kecil. Tak memakan waktu lama,
mereka pun sampai di tempat tugas Reisa. Reisa diantar Jonas ke
rumahnya. Di tengah jalan mereka bertemu Bu Nur yang baru pulang dari
gereja.Dengan sapaan lembut, Bu Nur menawari Jonas dan Reisa singgah di
rumahnya. Dan sempat bicara sebentar, akhirnya Reisa melanjutkan
perjalanan pulang bersama Jonas. Sesampai dirumah,Jonas pun beristirahat
di rumah Reisa.Reisa pun menyuguhi makanan dan minuman kepada Jonas. Di
rumah Reisa itu, Jonas kembali mengajak Reisa melakukan hubungan badan
lagi. Reisa sempat menolak karena tak enak jika diketahui oleh warga
sekitar apalagi Bu Nur tahu Jonas sedang mengantarnya ke rumah.Jonas pun
ngotot memohon meski hanya sebentar. Akhirnya dokter muda itu tak mampu
menolak keinginan Jonas itu dan meluluskan permintaannya itu
dikamarnya. Dikamar rumah dinasnya itu kembali Reisa di hantarkan Jonas
hingga orgasme. Selesai melakukan persebadanan,Jonas pun bersiap pulang
ke pedalaman dan berjanji sekali seminggu ia akan menjenguk Reisa.
Setelah takluknya Reisa pada Jonas hubungan mereka semakin intim.Di
saat Reisa pulang ke Padang pada bulan ketiga ia di pulau itu Jonas
mengantarnya walau tak mengantar Reisa sampai di rumah. Ia hanya
mengantar dengan taksi dan melanjutkan kepenginapan. Selama di Padang
Jonas menunggu Reisa pulang ke pulau bersamanya. Hubungan Reisa dan Dino
tunangannya semakin memburuk apalagi setelah Dino kedapatan oleh
orangtua Reisa menggandeng wanita lain.Dengan restu orang tuanya Reisa
memutuskan hubungan pertunangan itu. Selama di Padang Reisa mendatangi
penginapan tempat Jonas menunggunya. Di penginapan itu,kembali kedua
anak manusia berbeda latar dan profesi itu melakukan hubungan badan
untuk kesekian kalinya. Mereka melakukannya tanpa paksaan dan murni
keinginan mereka.tak ada lagi perbedaan warna kulit ,baik suku atau
agama yang mereka berdua permasalahkan. Mereka saling memberi kepuasan
kepada pasangannya. Hingga saat itu Reisa pun belum berani mengutarakan
tentang hubungannya dengan Jonas. Padahal Jonas pernah ingin berbicara
terus terang dengan kedua orangtua Reisa namun masih dilarang Reisa.
Reisa ingin suatu saat kelak akan memberi tahukan hubungannya itu pada
orangtuanya,bukan saat sekarang ini.Apapun konsekwensinya nanti ia akan
siap menerimanya.
Sore itu Reisa diantar ayahnya ke pelabuhan Muaro untuk berangkat ke
pulau. Ayah Reisa merasa putrinya tak perlu lagi diantar sampai ke
pulau. Dari kejauhan Jonas memandang anak dan ayah itu saling melambai
saat Reisa menaiki kapal. Dengan menempati kamar yang telah dipesan,
Reisa dan Jonas bertemu diatas kapal. Selama dikapal kedua sejoli itu
pun terlihat amat saling mengasihi. Meskipun yang laki laki tak begitu
enak untuk dipandang. Mungkin orang lain akan jijik dan takut melihat
sosoknya. Namun Reisa tak memandang itu semua. Di dalam kamar diatas
kapal itu,mereka pun terlihat amat mesra dan sesekali berciuman. Selama
perjalanan tak ada yang tahu bahwa mereka bukanlah pasangan resmi. Reisa
tertidur dibahu Jonas yang bidang itu. Paginya mereka sampai di pulau
dan langsung ke rumah Reisa. Reisa pun mandi dan bersiap ke puskesmas.
Jonas pun juga mandi dan istirahat beberapa saat sebelum ia balik ke
tempatnya di pedalaman. Saat itu Jonas sempat memberikan ciuman dikening
Reisa sebelum berangkat. Selama beberpa hari kemudian dan diakhir
minggu, Reisa memberanikan diri ke ketempat Jonas dengan menumpang
perahu nelayan yang biasa melayani ke pedalaman. Sebelumnya ia
memberitahu Bu Nur sebab ia akan ke pedalaman. Bu Nur pun mengetahui dan
merestui hubungan Jonas dan Reisa itu.Tanpa setahu Reisa selama ini, bu
Nur sangat berharap Reisa dan Jonas bisa menjadi pasangan suami istri
yang mengabdi di pulau itu.Apalagi kini Reisa semakin dekat dengan
Jonas. Bu Nur juga tahu bahwa Jonas dan Reisa memiliki hubungan yang
sangat istimewa,jika tidak kenapa Reisa berani mendatangi tempat
kediaman Jonas,yang cukup jauh itu.
Setiba di tempat Jonas, Reisa disambut Jonas dengan telah menyiapkan
berbagai hidangan yang telah ia siapkan. Hidangan itu terdiri dari
berbagai hidangan hasil laut dan makanan khas pulau itu. Hidangan laut
yang disuguhi Jonas terbukti mampu mendongkrak gairah mereka. Reisa pun
kini malah sudah mampu melakukan oral kepada Jonas yang berwajah buruk
itu. Reisa memutuskan menginap di tempat Jonas dan baru pulang esok
harinya. Jonas dengan senang hati menerima Reisa dengan gembira. Ia
melakukan pun melakukan persebadanan bersama Reisa dengan penuh rasa
cinta yang tak pernah diucapkan. Kini pun sebaliknya Jonas sering
menginap di tempat Reisa jika ia berada di kediaman Reisa. Meskipun
hubungan mereka tidak memiliki status, namun cukup membuat Reisa dan
Jonas berbahagia. Kini yang dilakukan Reisa bukan lagi sekedar
melepaskan hajat kewanitaan saja, ia sudah mendapatkan rasa cinta yang
mendalam dari Jonas dan memberikan segenap hati dan perasaannya demi
Jonas. Selama ini ia tak mendapatkan itu semua dari tunangannya Dino.
Reisa tak lagi memandang perbedaan mendasar antara keduanya, ia juga
sudah iklas menerima sosok Jonas yang memang mungkin tak pantas
untuknya. Segala rasa minder,tak enak pun hilang dengan sendirinya jika
Reisa telah bersua dan melepas rindu bersama Jonas. Sesuai dengan
kesepakatan diantara mereka berdua, Jonas tidak memaksa Reisa untuk
menikah atau hal yang prinsipil yaitu pindah keyakinan, Jonas serta
merta memberikan Reisa kebebasan.
Dengan rasa cinta dan keterkaitan hati mereka berdua sampai sejauh
itu Reisa belum memberitahu kepada orangtuanya. Ia pun masih sering
pulang ke Padang. Kini Reisa masih menunggu saat yang tepat untuk
memberi tahu kedua orang tuanya tentang hubungannya dengan Jonas. Reisa
tahu hubungan mereka itu akan ditentang dan di larang kedua orang
tuanya. Maka, demi kelangsungan hubungan dengan Jonas makanya Reisa
masih mendiamkan hubungan itu. Kedua sejoli itu,semakin sulit dipisahkan
satu sama lainnya. Hubungan mereka itu telah diketahui oleh Pak Nurfea
dan Bu Nurfea. Sebagai orang yang dituakan di daerah itu,pak Nur pernah
menanyakan hubungan itu pada Jonas. Jonas pun beralasan dia pun siap
untuk meresmikan hubungan dengan Reisa asal disetujui orang tua Reisa.
Namun ia tak mau nantinya malah terpisah dengan Reisa. Begitu juga
dengan Reisa saat ditanyakan bu Nur, jawabannya hampir sama.Akhirnya
demi pertimbangan kebaikan mereka berdua,maka Jonas pun berencana untuk
menikahi Reisa secara diam diam. Jonas akhirnya setuju dengan berbagai
syarat yang diajukan Reisa saat itu. Pernikahan diam diam itu dilakukan
di tempat Jonas dan Bu Pak Nur sebagai saksi dari pihak Reisa. Tanpa
memakan waktu yang lama akhirnya Reisa pun sudah menjadi Nyonya
Jonas.Tanpa melepas keyakinannya kini Reisa pun menyandang nama itu
didepan namanya. Semenjak itu meskipun sering terpisah tempat
bertugasnya,Jonas dan Reisa dapat mereguk kenikmatan ragawi dengan
sempurna tanpa adanya lagi halangan.
SOLUSI CANTIK & PERKASA DI RANJANG
BalasHapusKLIK DI BAWAH INI
✔ Obat Pembesar Penis Vimax Asli
✔ Pelangsing Badan
✔ Obat Kuat Sex
✔ Alat Pembesar Panyudara
✔ Pemerah Bibir
✔ Perontok Bulu Kaki
✔ Cream Pemutih Wajah
✔ Obat Peninggi Badan
✔ Obat Perapat Vagina
✔ Minyak Pembesar Penis
✔ Aneka Kondom
✔ Perangsang Cair
✔ Alat Bantu Sex Pria
✔ Penghilang Bekas Luka
✔ Pemutih Kulit Ketiak
✔ Obat Bius Liquid Sex
✔ Alat Bantu Sex P/W