Namaku Hanifah Citra Nurkhasanah,umur 28 tahun telah bersuami namun
belum dikaruniai seorang anak.Aku adalah lulusan sebuah Universitas
Terkenal di Bogor). Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku
tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran
daerah dan biaya air ledeng.
Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai 2
istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya
ketika di rumahku kao aku lewat didepannya, seringkali matanya jelalatan
melihat padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku.
Padahal aku wanita yang selalu mengenakan ****** dan baju panjang sampai
mata kaki.
Tak pernah kelihatan oleh orang lain selain suamiku, karena hanya
wajahku yang cantik dan kedua telapak tanganku ini saja yang kelihatan.
Wah wah wah…..Dengan pakaian muslimahku ini saja…ia masih melotot seolah
pandangannya mampu menembus ke balik ****** dan baju panjangku,apalagi
kalu dia liat aku pas pakai celana pendek di dalam romah…pasti ngiler
deh orangf ini,pikirku dalam hati.
Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi
laki-laki, berarti ia mengagumiku sebagai sosok wanita alim yang
berpakaian rapi.No problem gitulah…bukankah aku telah menutup seluruh
tubuhku dan hanya wajah dan telapak tanganku saja yang bisa ia lihat?
Sebagai wanita dewasa yang telah bersuami aku tahu persis bahwa di
otaknya pasti diisi oleh fantasi2 jorok mengenai lekuk liku tubuhku yang
tertutup rapat itu.
Ah…..masa bodoh lah….yang penting aku telah menjalani kewajibanku
untuk menutup aurat.Namun,terkadang aku risih juga dengan tatapan
matanya yang seakan menjelajah tubuhku tadi.Inilah yang membuatku selalu
berhati-hati bila melewat di depannya.Aku selalu menjulurkan ******
lebarku hingga tonjolan buah dadaku yang cukup besar ini tak terlihat
olehnya.Kalau sampai tercetak payudaraku….wah bisa gawat.Aku yakin di
dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku.
Rabu,Pertengahan Januari 2004 Sekitar Jam 11.00 WIB Aku sedang di
rumah sendirian. Suamiku sejak pagi tadi telah berangkat kantor.Seperti
biasa,selesai mandi aku duduk-duduk di beranda belakang menikmati
pemandangan alam.Aku membaca tabloid muslimah ,bacaan kesukaanku.Sambil
makan makanan kecil dan minum jamu untuk menjaga stamina tubuhku.
Aku memakai baju panjang terusan warna krem muda,dengan ****** lebar
putih bersih.Baju panjang seperti ini yang aku sukai,sebab selain
menutup seluruh tubuh,pakaian ini juga nyaman dan longgar.
..Namun…karena buah
dadaku yang sangat besar dan montok ini menyebabkan tonjolan besar di balik ****** dan bajuku.
Tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera kuletakkan tabloid muslimah ke meja,dan berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Hambali yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan suamiku tadi.
dadaku yang sangat besar dan montok ini menyebabkan tonjolan besar di balik ****** dan bajuku.
Tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera kuletakkan tabloid muslimah ke meja,dan berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Hambali yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan suamiku tadi.
Kubukakan pagar dan kupersilakan dia ke dalam “Silakan Pak duduk dulu
ya, saya ambil uangnya” senyumku dengan ramah mempersilakannya duduk di
ruang tengah.
“Kok sepi sekali dik, kemana yang lain ?” “Ya….beginilah Pak, kalau
suami saya ke kantor,biasanya saya sendirian saja di rumah, tapi uangnya
udah dititip ke saya kok, Seperti biasa matanya selalu saja menatapi
tubuhku, terutama bagian dadaku yang menonjol itu. Aku juga sadar kalau
dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh
untuknya.
Untunglah ****** putihku ini cukup panjang dan lebar,hingga ia tak menemukan yang apa dicarinya.
“Minum Pak” tawarku lalu aku kembali masuk ke dalam untuk mengambil rekening untuk pembayaran ledeng.
Aku sama sekali tak mengetahui kalau ternyata pak Hambali memasukkan
sesuatu ke dalam gelas minumanku saat aku masuk ke dalam.Sambil membawa
rekening terakhir pembayaran,aku kembali duduk di depannya dengan
menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu tercetak di balik kain panjang yang kukenakan. Aku meneguk gelas yang telaH dicampuri sesuatu tadi,dan sedikitpun aku tak mengetahui bahwa itu
adalah obat perangsang sex tingkat tinggi.
menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu tercetak di balik kain panjang yang kukenakan. Aku meneguk gelas yang telaH dicampuri sesuatu tadi,dan sedikitpun aku tak mengetahui bahwa itu
adalah obat perangsang sex tingkat tinggi.
Beberapa saat setelah aku minum,benar saja…aku merasakan geli2 dan
letupan birahi yang menggoda liang memekku.Puting susuku tiba2 menjadi
kencang dan runcing….gairah sexku tiba2 membuncah tingi ke awang2.Aku
jadi terbayang saat2 aku bersetubuh dengan
suamiku..nikmat..geli…gatal.!!ya,rasa itu seperti sangat dekat.
Aku resah..dudukku jadi tak tenang,sebentar2 aku menggerakkan lutut
untuk menutupi gejolak birahi yang melanda. Nuansa mesum mulai terasa di
ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanya-nanyaiku sekitar masalah anak
muda, kegiatan2 pengajian, masa2 muda saat kuliah, hoby, keluarga, dan
lain-lain, tapi matanya terus saja menelanjangiku. “Dik Citra jamunya
apa sih,kok kelihatan cantik terus..???
Busyet….ia memulai rayuannya. “Habis bersih2 rumah ya dik, soalnya
badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi” katanya. “Iya nih Pak
“,jawabku sambil mataku kurasakan meredup dan bibirkupun terasa
gemetar.Aku tak kuat menahan birahi ini…Sambil bersuara lirih’aku
menjawab pertanyaan2 pak Hambali.
“Biasa kan Pak, wanita harus jaga badan lah, rajin minum jamu dan
beres2in rumah.Cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat
rasanya, bapak bisa bantu pijitin ga ?” godaku sambil mengurut-ngurut
pahaku.Sumpah…aku cuma bercanda.Aku sengaja berseloroh begitu hanya
untuk menggoda dan mengetahui sampai di mana keberaniannya.
Namun astaga….rupanya aku salah duga.Ia ternyata jauh lebih berani
dari yang aku duga. Tanpa diminta dia segera bangkit berdiri dan pindah
ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia lagi2 melihat ke dadaku yang
menonjol dari balik ****** dan baju muslimahku, akupun tak punya daya
dan kekuatan untuk menghindari tubuhnya yang kini dekat sekali ke
tubuhku.
Kulihat wajahnya yang memang tampan, juga kulihat penisnya ngaceng
berat di balik celananya. “Mari Dik, kesinikan kakinya biar bapak
pijat”. Tanganku mencoba menahannya agar ia tak menyentuh tubuhku.Namun
ia nekat tak menghentikan langkahnya, ‘Dik Citra…tenang Dik…nanti Dik
Citra akan merasa nyaman.”Katanya sambil tangannya memegang lengan
kananku dan tangan kirinya meraih pundakku.’ Jangan Pak…malu,kataku
sambil
mendorongnya.”Dik Citra…..ayolah Dik….ia tak mau berhenti. Pandai benar laki2 ini, ia sangat percaya diri berbuat seperti ini.
mendorongnya.”Dik Citra…..ayolah Dik….ia tak mau berhenti. Pandai benar laki2 ini, ia sangat percaya diri berbuat seperti ini.
Ia tahu persis rupanya,walau mulutku menolak perlakuannya, namun
gerak dan irama tubuhku justru mengijinkan bahkan menginginkan lebih
dari semuanya.
Akhirnya aku benar2 diamuk birahi yang menggelegak, pertahananku
runtuh, aku membiarkan tangannya menyentuh dan menjamah tubuhku. Aku
merubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke
arahnya. Dia mengusap-kakiku, menyingkapkan baju panjangku,mengelus
betisku..dan ooohh…..perlakuannya sangat lembut meraba2 betis dan hingga
ke atas di pangkal pahaku. Aku merengek manja…..Paaakk…..ooouuhh…nafsu
telah menguasai jiwaaku.Aku tak ingat lagi bahwa lelaki yang kini
menjamahku ini bukanlah suamiku. Aku tak ingat lagi, bahwa aku seorang
muslimah cantik jelita yang masih memakai ****** dan baju panjangnya,
kini mengijinkan tubuhnya dipegang dan diraba2 oleh laki2 lain selain
suaminya.
Pak Hambali mulai mengurut paha…turun ke bawah hingga betisku.
Uuuhh….pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu
menelusup ke dalam baju panjangku,membelai pahaku yang putih mulus
membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir
bawahku. “Dik Citra….kamu wanita yang sangat cantik, alim, ber******,
dan sangat sopan. Bapak jadi penasaran sekali dengan kemulusan dan
keindahan tubuh dik Citra yang selalu tertutup ****** ini.” Aku sudah
tak mampu lagi mendengarkan celotehannya.
Yang aku rasakan hanyalah geli…gatal…nikmat…yang menuntut pemuasan.
“Pijatan bapak enak ya Dik ?” tanyanya lagi. Aku terus mendesah
membangkitkan nafsu Pak Hambali, desahanku kadang kusertai dengan geliat
tubuh. Tanganku mencengkeram sandaran sofa menahan nikmat tak
tertahankan, sambil aku menyandarkan kepalaku yang terbungkus ******
lebar warna putih ini. Dia semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan
menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya.
“Enngghh…Pak !” desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-
jarinya mengelusi bagian itu Tubuhku makin menggelinjang sehingga nafsu
Pak Hambali pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana dalamku
yang
berwarna pink dipelorotkannya .
berwarna pink dipelorotkannya .
“Aaww…!” aku sangat kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak
tanganku. Sungguh….belum pernah laki2 lain selain suamiku menyentuh
tubuhku bahkan menyentuh kemaluanku.
Aku seorang muslimah yang ber******,taat menjaga kehormatan.Jangankan
menyentuh…melihat kakiku saja tak ada yang pernah. Tapi kali ini pak
Hambali …seorang laki2 yg bukan suamiku telah jauh masuik ke dalam
bagian2 tubuhku yang selama ini aku jaga.
bagian2 tubuhku yang selama ini aku jaga.
Namun,melihat reaksiku dia justru makin gemas saja, ditariknya
celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke
belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga
kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klistorisku yang
merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Hambali tertegun
beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawah itu.
“Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu bapak sering membayangkan
ng*****in kamu, kamu wanita yang sangat cantik dan alim. Kamu wanita
sopan, baik dan suci di balik ****** dan pakaian2 muslimahmu. Di balik
****** dan baju panjangmu,aku justru sangat penasaran dan tertantang
ingin melihat dan menyingkapnya.., akhirnya hari ini kesampaian juga”
rayunya. Dia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya
yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan
celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat
mengacung dengan gagah dan tegak.
mengacung dengan gagah dan tegak.
“Wow……gede banget!”‘kataku dalam hati.Aku menatap takjub pada organ
tubuh itu, begitu besar dan berurat,jauh lebih besar dan panjang dari
pada milik suamiku.Aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan
mengulumnya.
Pak Hambali begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ
sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya. “Busyet….laki2 ini
bernafsu banget dengan kemaluanku.Dengan ****** lebar warna putih yang
masih kukenakan,dan baju panjang muslimah yang juga masih membungkus
tubuhku,laki2 ini menelusupkan wajahnya ke dalam selengkanganku.
“Hhmm…wangi, pasti adik rajin merawat diri yah” godanya waktu
menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih
wanita. Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik
vaginaku, oohh…lidahnya menjilati klistorisku, terkadang menyeruak ke
dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa
menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga
mendesah
tak tertahan sambil meremasi rambutnya.
tak tertahan sambil meremasi rambutnya.
Suamiku saja tak pernah berbuat segila ini, mencium bahkan
menjilat-jilat lobang memekku. Kedua tangannya menyusup ke atas..menuju
dadaku,walau masih terhalang ****** panjang dan baju muslimahku, ia
kelihatan sudah
sangat bernafsu meremas, membelai, dan memelintir-melintir ujung buah dadaku.Secepat kilat,tangan kanannya menelusup ke balik kain ******ku di bagian dada,ya….tangannya telah meraih leherku,,,mengekluksnya…dan secepat kilat pula tangan itu berogoh masuk ke dalam baju panjangku dan menemukan buah dadaku yang sangat kenyal yang selama ini diincarnya itu. Jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan
memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras.
sangat bernafsu meremas, membelai, dan memelintir-melintir ujung buah dadaku.Secepat kilat,tangan kanannya menelusup ke balik kain ******ku di bagian dada,ya….tangannya telah meraih leherku,,,mengekluksnya…dan secepat kilat pula tangan itu berogoh masuk ke dalam baju panjangku dan menemukan buah dadaku yang sangat kenyal yang selama ini diincarnya itu. Jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan
memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras.
Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, tangan kiriku
menyingkap dan memegang ujung bawah kain panjangku,kuangkat tinggi2
hingga sampai ke pusar.Tangan kananku meraih benda kesukaanku itu, dalam
genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku
menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu
jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap
menelannya. Oohh…batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis
seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-
lebarnya agar bisa mamasukkannya. Aku mulai mengisapnya dan memijati
buah pelirnya dengan tanganku.
Pak Hambali mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku
juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di
dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama
mengelus-elus klistoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya
juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi
yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga
semakin bersemangat mengulum penisnya.
Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh
berbunyinya HP Pak Hambali. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan
menatap padanya.Kulirik kain ****** di
dadaku….beberapa rambut jembut kemaluan pak Hambali rontok dan menempel di ****** putihku.Aku mengambilnya…dan memperhatikannya.Wow….panjang banget bulu jembutnya Pak Hambali menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata
dadaku….beberapa rambut jembut kemaluan pak Hambali rontok dan menempel di ****** putihku.Aku mengambilnya…dan memperhatikannya.Wow….panjang banget bulu jembutnya Pak Hambali menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata
“Ayo dik, terusin dong karaokenya, biar bapak ngomong dulu di telepon” Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya.
Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara
dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak
mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP
terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina
dan anusku, kadang meremas bongkahan bontotku.
Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk bontotku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan.
Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk bontotku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan.
Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya
minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya
jilati sampai tak bersisa. “Ngga kok…tidak apa-apa…cuma tenggorokkan
saya ada masalah dikit” katanya di HP Tak lama kemudian dia pun menutup
HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan
kirinya dipakai menopang tubuhku, lalu dengan sigap tangannya bergerak
menyelinap diantara kedua pangkal pahaku.
Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku,
aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat
mempermainkan nafsuku. Pak Hambali menurunkan ritsluiting di
pounggungku, memelorotkan pakaian muslimahku dari bahu dan meloloskannya
lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok
itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu
dengan mulutnya.
Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya
kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka
mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya,
di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya
seperti mau dimakan saja milikku itu.
Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-
jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku
terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku
mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya
terhimpit diantara kedua paha mulusku. Setelah dia cabut tangannya dari
kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang
kukeluarkan. Dia
jilati cairanku dijarinya itu,sebagian ia lap dan bersihkan dengan kain ****** yang terjulur di dadaku ini. aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri.
jilati cairanku dijarinya itu,sebagian ia lap dan bersihkan dengan kain ****** yang terjulur di dadaku ini. aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri.
Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia
mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya
yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku “Sayang
kalo dibuang, kan mubazir” ucapnya Kembali lidahnya menjilati payudaraku
yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya
yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan
meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap
memulai aksi berikutnya. Peluh kenikmatan membasahi tubuh dan wajahku.
Tanganku meraih bros di ****** bagian depan dadaku untuk
melepasnya.Namun tangan pak Hambali mencegahnya sambil menggenggam
tanganku. “Biarkan Dik Citra,biarkan kamu tetap mengenakan ****** dan
baju panjangmu ini,Justru inilah yang membuatku sangat terangsang.Di
balik ****** dan baju panjangmu ini,tersimpan sejuta misteri
kenikmatan,dan hari nii aku terlah membuktikannya”. Jantungku serasa
copot mendengarnya..ya aku seorang wanita ber******,telah bersuami lagi.
Sekarang tengah bersetubuh dengan laki2 lain selain suamunya,Wanita
macam apa aku ini,begitu hatiku berkecamuk.Namun itu hanya sekilas dan
hanya beberapa detik saja,karena Pak Hambali kembali membelai-belai buah
dadaku dan menciumi wajah dan bibirku.Gairah sex kembali membuatku
melayang-layang tak ingat apa2 lagi,Ya…yang ku mau hanyalah
*******..*******…dan ******* terus…Geli2 gatal di liang kewanitaanku
sungguh tak tertahankan.Ini hanya bisa dipuaskan dengan…..kemaluan pak RT ku yang besar dan tegang ini.
sungguh tak tertahankan.Ini hanya bisa dipuaskan dengan…..kemaluan pak RT ku yang besar dan tegang ini.
Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya
memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua
bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku
mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai
terbenam dalam kemaluanku.
Goyanganku yang liar membuat Pak Hambali mendesah-desah keenakan,
untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Baju
muslimah yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya
sehingga pakaian itu menggantung di perutku dan payudara kiriku
tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih
dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga
sudah basah dan memerah bekas cupangan.
Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya
terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi
geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya
sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah
benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu
lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh
seperti ini.
seperti ini.
Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku
kutambah, ****** yang kukenakan pun semakin kusut dan basah oleh
keringat kenikmatan,lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu
sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di
sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya.
Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan- nekan bahuku ke bawah
sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak.
Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar
dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai
akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukan nya.
Dia menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan
karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas
itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah
minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada
tenggorokkanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. ******
lebar warna putih bersih itu, dirapikannya.Dan baju panjang yang masih
menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total kecuali
****** lebar yang masih kukenakan di kepala,menjulur sampai ke dada.
Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Hambali sudah menindih
tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan
lembut diamengecup keningku, membelai-belai ****** di kepalaku,ya….ia
kelihatan sangat menyukai dan mengagumi wanita cantik ber****** seperti
halnya diriku. Dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di
bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak
Hambali menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan,
dan aahh.mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak
waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih
dalam.
Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan
pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang
sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya.
Kadang tanganku mengangkai ujung ****** yang terjulur di dada…agar
buah dadaku yang montok dapat bersentuhan langsung dengan tubuh pak
Hambali.
Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara
pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya
melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh
keringat, tapi juga oleh liurnya. Leherku pun tak luput dari jilatannya,
lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di
situ.
Aahh.ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus
tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku
bercampur dengan ketawa geli. Wajah Pak Hambali yang tampan kini
tersembunyi di balik ****** lebarku yang berwarna putih,sementara
lidahnya menjilat-jilat ketiakku. “Uuuhh….Pak…aakkhh…!” aku kembali
mencapai orgasme, vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada
tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik
wajahku yang sedang orgasme.
Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan
penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa,
untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan
menghilangkan
bekasnya.
bekasnya.
Tanpa melepas penisnya, Pak Hambali bangkit berlutut di antara kedua
pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku
istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi
mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap
seperti ikan di luar air. Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan
menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang
masih tegak dan basah di bibirku.
Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia
mengerang keras dan menjambak ****** di belakang kepalaku. Maninya
menyemprot deras membasahi wajahku,bahkan banyak yang tercecer mengotori
****** putih yang kukenakan.
Aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya
mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak
membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda
itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh
lemas merenungi apa yang baru saja terjadi.
Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat,begitu juga baju
panjang muslimah yang tergeletak di lantai,turut basah oleh keringat dan
semprotan sperma yang tercecer.****** lebar warna putih yang masih
kupakai ini,tak luput dari semprotan sperma pak Hambali hingga basah
dann kuyup.Cairan kenikmatan menggenang di lantai,baju muslimahku,dan
******ku.OOhhh….nikmatnya masih terasakan saat2 pak Hambali
menyemprotkan cairan cintanya.Sayang tidak keluar di dalam vaginaku.
Namun karena aku lagi subur,maka aku memang yang memintanya untuk
dikeluarkan di luar.Cairan kenikmatan tercecer di sana- sini,******
putihkupun ternoda,dan cairan cintaku yang menetes disana- sini
bercampur dengan cairan cinta pak Hambali. Masih dalam keadaan memakai
****** namun bugil di bagian bawah, aku berjalan sempoyongan ke dapur
mengambil kain lap dan segelas air putih.
Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Hambali sedang mengancingkan
lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya. “Wah Dik Citra
ini benar-benar hebat ya, istri-istri bapak sekarang udah ga sekuat adik
lagi padahal mereka sering melayani bapak berdua sekaligus” pujinya
yang hanya kutanggapi dengan senyum manis. Setelah berpakaian lagi, aku
mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat
kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk
bontotku dan berpamitan.
Sambil meremas bontotku dengan kuat,ia tersenyum sambil berbisik ,
“Ternyata memek wanita cantik ber****** sangat enak….aku ketagihan nih!”
“Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat istri orang”
kataku dalam hati. Namun sejujurnya aku mengakui….penisnya memang sangat
besar dan panjang…inilah yang membuatku merasa sangat nikmat,jauh lebih
nikmat dibanding saat bercinta dengan suamiku.
Akhirnya aku pun melepaskan ****** putihku dan mandi membersihkan
tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali
tubuhku setelah seharian penuh bercinta dan berolah syahwat. Beberapa
saat sesudah aku selesai mandi, suamiku pun pulang. Ia bilang wangi
ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku
senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar “medan laga” kami
tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas
persenggamaan tadi.
permisi kakak2 numpang promo ya
BalasHapusyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM